LUTIMNEWS.COM – Untuk meningkatkan kapasitas produksinya, PT Vale Indonesia Tbk akan meningkatkan smelter yang saat ini dimiliki.
Senior Manager of Communication PT Vale Indonesia Tbk, Budi Handoko mengungkapkan, smelter yang dimiliki saat ini hanya mampu memproduksi 80 ribu ton per tahun.
“Kami memiliki program improvement, agar tahun 2022 nanti produksi bisa mencapai 90 ribu ton per tahu. Sebenarnya kami pernah mencapai produksi 81 ribu ton pada 2015 lalu,” ungkap Budi Handoko, Senin (2/7/2018).
“Pada saat itu (2015) memang kondisi lagi membaik, kami tidak melakukan banyak perawatan dan harga bahan baku juga baik,” lanjut Budi Handoko saat menemani awak media melihat lokasi tambang PT Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur.
Tahun lalu PT Vale Indonesia hanya memproduksi 76.807 ton nikel mette, angka tersebut menurun dibandingkan produksi tahun 2016 yang mencapai 77.581 ton nikel mette.
Namun tahun ini, perusahaan tambang terbesar di Indonesia tersebut menargetkan dapat memproduksi 77 ribu ton nikel mette. Hingga quartal dua pihak perusahaan yakin dapat mencapai target tersebut.
Target tersebut dinilai sangat realitasi melihat harga nikel di pasarkan saat ini membaik, hal tersebut pula yang membuat PT Vale Indonesia tidak ragu untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Dimana harga nikel saat ini ialah USD15 ribu dolar per ton seiring menguatnya dollar. Dibandingkan tahun sebelumnya harga nikel hanya USD11 ribu hingga USD12 ribu dolar per ton.
“Bahkan harga nikel pernah hanya USD9 ribu dolar saja. Jadi tahun ini memang lagi bagus,” cerita Budi Handoko kepada awak media.
Nikel matte yang diproduksi PT Vale Indonesia sebanyak 80 persen dijual ke Vale Canada Limited (VCL) dan 20 persen ke Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM). Dalam sebulan perusahaan ini melakukan dua kali ekspor.
(****)