Di seluruh dunia, Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kausa utama kematian. Menurut estimasi para ahli badan kesehatan sedunia (WHO), setiap tahun sekitar 50% penduduk dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan laporan World Health Statistic 2008, tercatat 17,1 juta orang meninggal di dunia akibat penyakit jantung koroner dan diperkirakan angka ini akan meningkat terus hingga 2030 menjadi 23,4 juta kematian di dunia.
Di Amerika pada tahun 1990 penyakit jantung koroner menyebabkan 916.000 kematian, atau merupakan 43% penyebab kematian di negara tersebut. Di Inggris penyakit jantung koroner telah menyebabkan lebih dari 180.000 kematian setiap tahun.
Di Indonesia, pada tahun 1992-2000 proporsi kematian penyakit jantung dan pembuluh darah mengalami peningkatan cukup tajam. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1992, angka kematian PJK sekitar 16,4% dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995 sampai 2001 angka kematian tersebut meningkat 24,5% menjadi 26,4%.
Tingginya angka kematian akibat penyakit jantung koroner berhubungan dengan berbagai faktor, meliputi:
- Proxi yang terdiri dari: jenis kelamin, pendidikan, jaminan pembayaran, obesitas, merokok, asal daerah, dan riwayat keluarga;
- Intermediate yang terdiri dari: umur, asupan asam lemak omega 3, tindakan, riwayat PJK sebelumnya, waktu pasien ditangani, jenis angina, karakteristik jantung dan arteri koroner, iskemia, infark miokard akut, dan penyakit penyerta (terdiri dari: hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus);
- Immediate yang terdiri dari: komplikasi antara lain: perikarditis, embolisme paru, aritmia jantung, ruptur jantung.
Berbagai faktor tersebut banyak yang dapat dirubah atau dikendalikan, sehingga memungkinkan untuk mencegah atau mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung koroner. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik pasien yang meninggal akibat penyakit jantung koroner.
Rumah sakit umum Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan rumah sakit umum pusat rujukan untuk Indonesia bagian timur dengan fasilitas Cardiac Centre yang merupakan fasilitas utama yang didirikan khusus untuk menangani pasien-pasien dengan gangguan kardiovaskuler.
Menurut data yang diperoleh di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, pada tahun 2004, tercatat bahwa penderita rawat inap yang datang dengan penyakit kardiovaskuler menurut insidens terbanyak, diantaranya adalah penyakit jantung koroner plus infark miokard akut 378 penderita, congestive heart failure 263 penderita, non haemorhagic stroke 203 penderita, haemorhagic stroke 136 penderita, hipertensive heart disease 135 penderita, mitral insufisiensi 39 penderita, mitral stenosis 24 penderita, dan 12 penderita menderita penyakit kardiovaskuler lainnya.
Data tersebut mengungkapkan bahwa penyakit jantung koroner tetap menempati posisi teratas dari seluruh gangguan kardiovaskuler lainnya. Hal ini tentu saja membuka peluang lebih besar bagi penderita penyakit jantung koroner untuk dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Oleh karena itu peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian mengenai beberapa faktor resiko kematian pada penderita penyakit jantung koroner di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Dengan memperoleh gambaran beberapa faktor resiko kematian pada penderita penyakit jantung koroner, diharapkan dapat menjadi bahan masukan buat masyarakat serta acuan bagi pemerintah khususnya di Makassar dalam penyusunan program kesehatan selanjutnya sebagai upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut umur.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut jenis kelamin.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut jaminan pembayaran.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut riwayat merokok.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut penyakit penyerta hipertensi.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut penyakit penyerta diabetes melitus.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut penyekit penyerta dislipidemia.
- Bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya.
Batasan Masalah
Mengingat begitu kompleksnya faktor resiko kematian pada penderita penyakit jantung koroner yang dapat dijadikan variabel pada penelitian ini dan mengingat keterbatasan waktu, biaya, serta kemampuan, maka dalam penelitian ini hanya akan diteliti bagaimana distribusi penderita yang meninggal akibat penyakit jantung koroner menurut umur, jenis kelamin, jaminan pembayaran, riwayat merokok, riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya dan beberapa penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia.