Jerry tak hanya paham bagaimana membidik sudut terbaik sebuah Foto, ia juga piawai mengelola perusahaannya. la memulai dari nol dengan modal 500 eksemplar kalender yang ia hiasi foto-fotonya. Sebelum membuka usaha sendiri, ia sempat dua kali berpindah kerja di dua perusahaan desain berbeda sebagai perancang grafis. “Saat tiba di Jakarta saya betul-betul buta kota ini. Bahkan jalur bis pun saya tak tahu.
BIODATA
JERRY AURUM
26 Mei 1976
Email: contact@jerryaurum.com
Website:
jerryaurum.com
jerryaurum.wordpress.com
PENDIDIKAN:
S1 Komunikasi Desain Visual, Institut Teknologi Bandung
NAMA USAHA:
Jerry Aurum Design & Photography
Website: www.jerryaurum.com
Praja Dalam D No.45, Jakarta 12240
Telp. 021 7291763, Fax: 021 7291762
BUKU :
Femolography, 2006.
Padahal gaji saya hanya 1,5 juta. Bayangkan saja bagaimana pergulatan bertahan hidup di kota ini,” katanya. Akhirnya pria kelahiran Medan ini memutuskan memulai perjalanan dan peruntungannya empat bulan setelah ia menetap di Jakarta.
Barangkali, kemewahan yang ia miliki ketika memulai usaha nya kala itu adalah selembar ijazah cum laude dari jurusan Desain Komunikasi Visual ITB dan berpeti-peti keyakinan yang menumpuk di benaknya. Dari segi modal ia tak banyak berbekal. Usia 24 tahun, Jerry mulai mengoperasikan Jerry Aurum Design and Photography dari sebuah rumah kecil berukuran 2.5 x 2.5 m di pinggiran Jakarta. Berbeda dengan kecenderungan yang dipilih mereka yang bermodal terbatas yang merasa lebih nyaman bermain di pasar menengah, Jerry justru memilih pasar premium sebagai sasarannya. Pilihan yang tak main-main mengingat ia sejatinya dihadapkan pada tantangan dan risiko yang sangat besar.
Kalender eksklusif yang ia buat sebagai modal itu sebagaiia pasarkan lewat kawan-kawan almamaternya di Toko Oleh-oleh Ganesha, ITB. “Separonya disebar secara gratis ke kenalan dan 300 perusahaan,” kenangnya. “Masak dari segitu banyak, satu persen saja nggak ada yang pesan?” katanya tentang perasaan yakin yang menetap di benaknya kala itu. Kekuatan keyakinan memang selalu berhasil menebar vibrasi positif. Upayanya menjaring peluang akhrnya menuai hasil. Lima tawaran kerja datang dari lima klien berbeda. Proyek pertama yang datang padanya berasal dari seorang pejabat perusahaan perminyakan, Connoco Philips, yang memintanya terlibat proyek pemotretan kilang minyak perusahaan tersebut di pedalaman Palembang selama tiga hari dengan nilai yang cukup lumayan.
Keuntungan yang ia peroleh dari pekerjaan yang nominal fee-nya mencapai Rp. 45 juta itu lantas menjadi pijakan bagi Jerry menetapkan posisi menapaki dunia usaha yang sesungguhnya. “Sejak saat itu saya tidak pernah lagi memberi harga murah untuk pekerjaan saya lakukan,” katanya. Menurut Jerry, pasar yang ia sasar, pasar premium, itu juga tak pernah melihat harga. Mereka mengutamakan kualitas, profesionalisme, dan tidak mentoleransi kesalahan sekecil apapun. Maka ia pun merasa pantas menerapkan harga tinggi demi tanggung jawab terhadap kualitas yang selalu berusaha ia junjung tinggi.