Merintis sebuah usaha memang bukan hal yang mudah. Begitu pula yang dirasakan oleh sarjana teknik dan magister manajemen yang pernah bekerja di Pusat Studi Bencana Universitas Islam Indonesia ini. Annisa menyadari bahwa dalam berbisnis diperlukan keuletan, kesabaran, dan intuisi yang tajam. Dukungan dari keluarga membuatnya semakin gigih menjalani bisnis.
Berbagai upaya pemasaran produksi butik yang terletak di jalan Kemasan 71 Kotagedhe Yogyakarta ini telah dilakoni oleh Annisa. Milis, blog, dan pameran menjadi sarana promosi dan pemasaran hasil kreasi perempuan yang berjilbab sejak tahun 2004 ini. Baginya milis dan blog adalah tempat berbisnis sekaligus sarana untuk menampilkan kreasi terbaik.
Selain rajin berpartisipasi dalam pameran busana, Annisa selalu berusaha untuk menghasilkan kreasi-kreasi baru di butiknya Kedua hal tersebut merupakan strategi yang digunakan Annisa untuk mengembangkan bisnisnya. “Ide untuk membuat rancangan atau model produk bisa diperoleh dari berbagai sumber. Kadang-kadang saya berburu ide produk di internet atau majalah, tetapi tidak jarang mendapat masukan dari para pelanggan yang mengunjungi pameran ungkapnya.
Butik Annisa terus berkembang berkat kerja keras perempuan lulusan S2 UII Yogyakarta ini. Usahanya yang sungguh-sungguh membuat produksi butik ini mampu menembus pasar internasional. Wilayah pemasaran koleksi busana kreasi Annisa pun meluas sampai ke negara tetangga, misalnya Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, dan Australia. Beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Jerman juga telah menjadi target pasarnya.
Salah satu strateginya adalah harga yang terjangkau. Karena banyak menggunakan kain, umumnya busana muslimah tergolong mahal. Namun Annisa dapat mematok harga yang cukup realistis. Kisaran harga untuk atasan misalnya: Rp 100.00-Rp.200.000, setelan Rp 200.000-Rp 300.000, gamis: Rp 300.000- Rp 400.000, kebaya muslimah: Rp 300.000 – Rp 400.000, gaun pesta Rp 400.000 – Rp 500.000, selop brokat: Rp 150.000, dan bando jilbab: Rp 75.000.