Kalau anda perhatikan, banyak pedagang kaki lima di pinggir jalan yang memasang besar-besar karton bertulisan misal, “HARGA MULAI 8 RIBUAN“. Kalau menurut anda, kira-kira apa tujuannya? Sebenarnya sengaja atau tidak sengaja, mereka paham prinsip sederhana pemasaran, yaitu mendatangkan calon konsumen terlebih dulu. Perkara mau beli apa nggak, itu urusan belakangan. Pertama kali saya tahu “jurus” ini dari teman SMP saya. Kebetulan ia jualan kambing pada saat menjelang Idul Adha. Waktu itu saya datang untuk sekedar melihat kambing-kambingnya. Ternyata ada banyak, baik yang gemuk maupun yang kecil.
Teman saya ini memasang spanduk berukuran cukup gede bertuliskan “JUAL KAMBING KURBAN HARGA 450 RIBU“. Terus saya tanya, “Harganya segitu ya?”. Ia jawab, “Ya, tapi yang itu…”, sambil menunjuk seekor kambing yang agak kecilan. “Yang penting pembelinya mau datang lihat kambing duluan, ntar kan mau beli”, katanya. Ternyata benar. Selang beberapa waktu ada seorang ibu yang sedang naik becak turun sambil bertanya, “Harga kambingnya 450 ribu ya mas. Yang mana? Coba saya lihat.” Kemudian teman saya menunjukkan ke kambing yang ukurannya agak kecil tadi. “Oalah, yang ini tho yang harganya 450 ribu. Tak kirain yang besar. Wah, kalau yang ini kecil sekali mas. Saya ndak suka”, kata ibu tersebut. Tapi apa yang terjadi kemudian. Si ibu tadi melihat-lihat kambing yang lainnya. Dengan gesit teman saya menawarkan sambil menjelaskan kambing-kambingnya ke ibu tadi.
Akhirnya, si ibu-pun mau membeli seekor kambing yang lebih besar dari yang harganya 450 ribu tadi. Tentunya dengan harga yang berbeda… “Wah, teknik mendatangkan calon konsumen ini ganas juga”, pikir saya. Kebanyakan orang yang berbisnis memiliki pemahaman yang salah tentang pemasaran. Mereka mempunyai pola pikir untuk langsung mendapatkan konsumen. Disinilah letak permasalahannya. Padahal intinya adalah, anda mendatangkan dulu calon konsumen sebanyak-banyaknya. Setelah mereka datang, baru anda tawarkan produk atau jasa anda. Masih ingat artikel saya tentang hukum pareto kan? Kalau anda belum baca, silahkan baca artikel prinsip bisnis penting. Di situ saya menjelaskan bahwa untuk mendapatkan 2 orang yang ingin join di grup saya, saya harus menghubungi minimal 50 orang agar mau datang ke presentasi saya.
Asumsinya, saya mendatangkan calon konsumen sebanyak 10 orang, hasil 80% dari 50 orang yang saya hubungi. Jadi saya menelpon 50 orang buat mendatangkan 10 calon konsumen dengan tujuan, 2 orang mau join di grup saya. Lha terus cara detailnya mendatangkan calon konsumen gimana? He..he..he..seperti biasa, gud kuestion…Caranya sederhana saja, berikan penawaran harga yang “gelap”, kata pakde Tung Desem. Contohnya seperti yang pernah saya lakukan waktu jualan kepiting ekspor. Waktu itu harga kepiting ekspor per kilonya 40 ribu. Sekilo isi 4-5 ekor kepiting. So, saya buat penawaran harga seperti ini, “KEPITING MERAH FULL DAGING, KOPONG GANTI. HARGA 4000 RUPIAH PER ONS“.
Sebenarnya dalam iklan saya tersebut terdapat harga yang “gelap”. Mengapa dikatakan gelap? Karena calon konsumen belum tahu berapa isi per kilonya, berapa minimal pembeliannya, dari daerah mana kepiting tersebut berasal, kondisi daging kopong yang seperti apa yang bisa diganti dan sebagainya. Tetapi dengan anda menggunakan cara penawaran harga yang demikian, insya Allah banyak orang yang mau datang untuk melihat produk atau jasa anda. Begitu para calon konsumen itu datang, anda sudah menyediakan program penjualan agar mereka mau membeli produk atau jasa anda. Tapi ingat, anda tidak boleh bohong. Saat konsumen sudah datang, jelaskanlah secara rinci produk atau jasa anda. Konsumen paling tidak suka dicurangi. Anda harus membangun hubungan baik dengan konsumen anda. Ingatlah selalu bahwa konsumen adalah aset anda. Oke? Saya lanjutkan… Contoh lain penawaran harga yang “gelap” adalah misalkan anda jualan kompor gas seharga 400 ribuan. Anda memberlakukan pembayarannya dengan sistem angsuran selama 8 bulan. Anda bisa beri penawaran harga yang menarik seperti ini, “KOMPOR GAS DENGAN SISTEM PENGAMAN TERKINI, CICILAN PER HARI CUKUP 1700 RUPIAH TANPA UANG MUKA“. Fantastis kan?
Anda bisa terapkan model headline di atas pada iklan di koran atau di majalah. Tapi sebelum itu, sebaiknya anda pelajari dulu bagaimana cara memasang iklan di koran dan di majalah yang benar. Nah, saya harap sekarang anda paham. Ubahlah paradigma anda. Anda jangan berharap calon konsumen akan membeli membeli begitu melihat penawaran anda. Tapi tujuan pertama anda adalah memperbanyak lead atau calon konsumen. Begitu anda mendatangkan calon konsumen yang banyak, kemungkinan besar anda menutup dengan penjualan akan tinggi. Apalagi jika produk atau jasa anda benar-benar sesuai dengan harapan mereka.