Fahrurrazi: 6 Minggu Bisa!

Slogan di atas, menurut Fahrurrazi, adalah target yang dibungkus dengan kurikulum yang efektif dan kontrak belajar yang aplikatif. Dalam benaknya, semua orang bisa melakukannya. Faktor utamanya adalah the man behind the gun. Apakah guru itu ikhlas dan serius membuat muridnya bisa dalam target waktu tersebut.


Mindset inilah yang menurut Fahrurrazi menutup potensi murid. Belum lagi metode yang sering kurang efektif diterapkan oleh banyak orang. Oleh karena itu, “Kami terus menginovasikan program ini dengan brand “Kampoenk Jenius” 6 Minggu Bisa! Kenapa kami memberi nama ini, karena kondisi dan lingkungan harus dapat mensugesti murid secara positif.”

Selain terobosan dari segi target waktu, tim Sang Bintang School mencoba menelurkan metode yang semakin mendukung kesuksesan siswa. Yang pertama: jangan mencatat. Ada dua alasannya. Satu, bahasa Inggris bukanlah pengetahuan tapi sebuah skill. Alasan kedua, mencatat membuat siawa tidak berusaha keras memahami pelajaran dan cenderung tidak me­maksimalkan kemampuan otak yang sangat luar biasa. Metode kedua adalah jangan “menghafal” dengan cara konvensional. Hafalan akan terbentuk setelah terjadi pemahaman dan pengulangan yang ikhlas, bukan dengan pemaksaan yang mudah lupa. Metodenya yang ketiga adalah meniadakan peker­jaan rumah alias PR. Hal ini dapat dilakukan dalam proses belajar jika pembelajaran telah efektif, dan tentunya akan menghilangkan beban siswa. Dengan target pencapaian yang telah ditetapkan, Sang Bintang School memberikan garansi mengulang gratis, jika siswa merasa gagal.