Tentu saja, bukan sekadar cerita bahagia yang ada di balik sebuah bisnis. Ada kisah sedih, pahit, bahkan mengharu biru dalam sebuah perjuangan bisnis. Demikian pula halnya dengan lembaga kursus ini.
“Setelah semakin meluasnya penerimaan masyarakat terhadap program yang ditawarkan, kami terus berproses. Kadang-kadang ada juga kesulitan dalam manajemen internal. Seperti bagaimana merespon pemasaran, kualitas SDM, sampai mengoptimalkan kepuasan konsumen,” Fahrurrazi berkisah.
Namun karena timnya bertekad untuk serius, punya sedikit ilmunya (ekonomi dan manajemen) dan mau terus belajar, maka setelah akar masalah ditemukan, siatem dan target baru segera dicanangkan.
Ada target mulia di balik kerja keras lembaga kursus ini. Fahrurrazi menekankan pentingnya keinginan timnya untuk menjadi sumber inspirasi berdirinya sekolah-sekolah efektif dan membuat kampung-kampung jenius di seluruh Indonesia. Benaknya penuh oleh keinginan untuk melejitkan bangsa ini dari ketidakpercayaan diri, untuk lebih bisa bersaing dan berkompetisi.
“Tanga kita sadari ketidakmampuan sebagian besar masyarakat Indonesia dalam berbahasa, khususnya dalam bahasa lnggris membuat kita selalu minder. Kita mesti menghancurkannya, agar kepercayaan diri masyarakat dan bangsa ini kembali muncul. Dan kami berusaha ingin mewujudkan cita-cita besar itu, mewujudkan Indonesia Jenius 2015,” tambahnya berfalsafah.
Fahrurrazi tak sekadar omong besar. Ia kini membangun divisi khusus yang dinamakan “LEARNING LAB”, sebuah laboratorium yang terus menggodok dan menemukan metode-metode terbaik dalam proses pembelajaran serta “mencetak” instruktur-instruktur efektif.
Ia juga sadar, keberadaan bisnisnya itu dapat menjadi pintu rezeki yang memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk masuk ke dalamnya.
“Ketika terjun dalam bisnis secara total, terasa ketergantungan dan kedekatan pada Allah SWT. Dia membuka diri-Nya lebai lebar untuk proposal kita.” Ia menyimpulkan bisnisnya ini dengan sederhana; tugasnya membuat belajar itu menjadi mudah.