Beberapa tahun yang lalu, hampir di setiap sudut kota di Jogja bertaburan bisnis gerobakan.
Saya lupa persisnya kapan. Tapi seingat saya, trendnya berkisar antara tahun 2007 hingga 2010. Mulai dari yang niatnya hanya iseng jualan, hingga yang sudah tersistem rapi berbentuk waralaba makanan.
Bahkan tidak hanya di kota Jogja. Di kota-kota besar lainnya pun muncul fenomenanya yang sama. Produk yang dijual juga beragam. Jamur tiram, olahan durian, tahu bakso hingga singkong goreng berbumbu.
Dan yang paling saya soroti adalah kemunculan bisnis “gerobakan” yang menjual produk olahan singkong. Sengaja saya ulas yang satu ini karena waktu itu banyak sekali gerobak yang menjual singkong goreng berbumbu. Menjamur kalau orang bilang.
Biasanya kalau tiba-tiba banyak bermunculan jenis bisnis yang sama pada saat yang bersamaan, itu adalah tanda kalau produk tersebut diterima oleh pasar.
Tapi dari sekian banyak merek yang menjual snack singkong bumbu, hanya satu yang tetap eksis hingga sekarang, yaitu Tela-Tela. Tela-Tela inilah pelopor dan pemimpin pasar industri snack singkong hingga saat ini.
Tela-Tela beroperasi pertama kali pada tanggal 24 September 2005. Awalnya Tela-Tela hanyalah sebuah gerobak kecil yang berdiri di sebuah desa pinggiran di kota Jogja. Menjual jajanan dengan bahan dasar singkong yang diolah dengan beberapa rasa. Ternyata Tela-Tela direspon sangat baik oleh pasar.
Produknya unik, rasanya enak dan harganya terjangkau. Kemudian Tela-Tela mulai mengembangkan varian rasanya. Ada BBQ, balado, keju, ayam, kebab, jagung manis, jagung pedas, jagung bakar, pepperoni, pizza, pedas manis, pedas asin, super pedas, lado mudo, rujak dan rasa campur.
Akhirnya banyak yang berminat untuk menjadi mitra Tela-Tela. Perkembangannya sangat signifikan. Outlet Tela-Tela yang awalnya hanya puluhan dan cuma tersebar di kota Jogja, sekarang sudah mencapai angka 1500 outlet lebih dan tersebar di seluruh Indonesia.
Dan rekor omsetnya nggak main-main, pernah mencapai 3 milyar sebulan! Karena perkembangannya yang sangat pesat, Bapak Febri Triyanto, salah satu owner dari Tela-Tela berhasil menyabet penghargaan Dji Sam Soe Award 2009 mengalahkan 5000 pelaku bisnis lainnya. Event ini diselenggarakan oleh Tim Tempoe bekerja sama dengan Dji Sam Soe.
Tidak hanya itu, Tela-Tela juga berhasil mendapatkan penghargaan-penghargaan yang lain. Belum lagi diundang acara-acara stasiun televisi seperti menjadi bintang tamu di acara Kick Andy. Luar biasa kan?
Jadi kalau masalah integritas dan prospek bisnisnya, jangan ditanyakan lah… icon smile Franchise Tela Tela, Waralaba Makanan Indonesia yang Tetap Eksis .
Ngomong-ngomong, anda sudah kenal belum dengan ownernya Tela-Tela? Kalau belum, silahkan anda kunjungi profil pemilik Tela-Tela. Ok, kita lanjutkan lagi… Dan yang paling saya kagumi adalah inovasinya. Tela-Tela selalu menjadi Inovation Leader.
Inovasi yang terus berkesinambungan baik dalam hal produk, pelayanan, hingga sentuhan desain gerobak yang sederhana namun sangat berkarakter sehingga terlihat eyecatching. Jadi tetap sejalan dengan misi Tela-Tela, “Menghadirkan Produk Makanan Ketela yang Enak dan Inovatif Kepada Masyarakat dan Membantu Pemerintah dalam Menciptakan Lapangan Pekerjaan serta Lapangan Usaha yang Terjangkau“.
Eniwei, khusus membahas misi Tela-Tela tentang “Membantu Pemerintah dalam Menciptakan Lapangan Pekerjaan serta Lapangan Usaha yang Terjangkau“, harga waralaba Tela-Tela memang benar-benar terjangkau.
Cukup dengan modal berkisar antara 6 – 7 juta rupiah, anda sudah bisa menjalankan bisnis Tela-Tela di daerah anda lengkap dengan peralatan dan gerobaknya. Jadi anda bisa menjalankan usaha yang terjangkau harganya sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.
Franchise Tela Tela, Waralaba Makanan Indonesia yang Tetap Eksis Untuk masalah teknis, anda juga akan diajari langsung dari tim manajemen Tela-Tela.
Pelatihan tersebut sudah termasuk satu paket jika anda membeli waralaba Tela-Tela. Jadi anda tidak perlu khawatir. Dan asumsi balik modalnya, nggak sampai 1 tahun!