Sinta:Memanfaatkan Produk

sintaMemahami bahwa ia tidak dilahirkan di keluarga yang berkecukupan secara materi ketika duduk di kelas 2 SMA, Sinta merasa membantu keluarga dengan bekerja.


Salah satu pilihan utamanya lah bekerja di pabrik keripik pisang. Sepulang sekolah ia bekerjasama. Hal seperti itu ia jalani selama enam bulan dan ia mendapatkan upah yang cukup, lumayan untuk membantu keluarganya.

Selama bekerja di pabrik keripik pisang tersebut, ia mendapatkan ilmu. Dari mulai memilih pisang berkualitas baik, memotongnya menjadi irisan yang tipis, menggorengnya hingga renyah, sam­pan memberikan variasi rasa.

 

Selain itu dalam benaknya ia menghitung secara sederhana ten-tang omzet yang mungkin Baja ia hasilkan jika ia memiliki usaha di bidang itu.

 

Lampung sudah sangat terkenal karena pe­nganan olahan dari pisang yang memang banyak dihasilkan di daerah tersebut. Dulu cita rasanya hanya gurih asin. Akan tetapi, rasa keripik itu berkembang.

Tak hanya manis biasa, tapi ada pula yang diberi rasa keju dan diberi taburan bubuk cokelat. Pisang yang awalnya hanya menjadi hidangan penutup ketika makan Siang berubah menjadi cami­lan nonton televisi. Itulah yang membuat Sinta membulatkan tekatnya.

 

la mulai mengumpulkan uang hingga 3 juta rupiah. Uang dibelanjakan sejumlah barang untuk memulai usaha antara lain peralatan dapur yang standar serta bahan dasar pisang. Tak hanya itu, ia juga tahu ada hasil bumi lain yang bisa ia manfaatkan. Ia pun membeli singkong, ubi jalar, talas, dan sukun.

Ada standar kualitas yang ditetapkan bagi para pengusaha keripik pisang. Akhirnya, standar keripik yang ditetapkan pun bisa tercapai.

Namun membuat keripik ternyata tidak terlalu mudah. Ada stan­dar kualitas yang ditetapkan bagi para pengusaha keripik pisang. Akhirnya standar keripik yang ditetapkan pun bisa tercapai. Ia pun menerapkan sistem pembuatan keripik pisang pada hasil bumi lain.

Perjalanan Sinta meraih sukses tidak mulus. Salah satu kendala­nya pemasaran. Awalnya ia tidak tahu bagaimana memasar­knya karena di mana-mana sudah ada yang menjual keripik pisang. Ia juga tak bisa menggaji pegawai untuk membantunya. Pada akhirnya ia mengandalkan bantuan dari saudara dan dua temannya yang baik dan dan benar benar- mengerti apa yang harus dikerjakan.

BIODATA SINTA

Teluk Betung, 24 Oktober 1986 Email: sinta_sashiqu@yahoo.co.id

PENDIDIKAN:

2005 Mahasiswa SI Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universsitas Lampung

NAMA USAHA:

Industri Keripik Pisang lbu Mery

Alamat: JI. Pagar Alam No. 24, Segalamider, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung

Telp: 0819 77952002

PENGHARGAAN :

2008 Pemenang  III Wirausaha Muda Mandiri Kategori Mahasiswa Diploma dan Sarjana

Selain membantu proses pembuatan keripik, kedua teman Sinta itu membantunya mengemas produk. Tak hanya itu, mereka juga memasarkan produk ke sekolah-sekolah, toko camilan, dan toko cendera mata yang biasa dikunjungi oleh wisatawan.

Karena usaha utamanya adalah membuat keripik, maka Sinta  memberi merek Istana Keripik untuk produknya. Untuk menglioi ibunya, ia mengimbuhi nama Ibu Mery di belakangnya.

Jadilah merek ­dagang yang didaftarkannya menjadi Istana Keripik Ibu Mery ibunya sering kali mendapat cemoohan dari masyarakat karena dianggap miskin dan tidak berpendidikan. Dengan mencantumkan nama ibunya, ia ingin orang banyak tabu bahwa nasib orang bisa saja berubah.

Makin lama Sinta makin yakin bahwa bisnis adalah pilihan hidupnya. la percaya bahwa bisnis itu akan bisa mengangkatnya dari lembah kemiskinan dan bisa membuat keluarganya hidup lebih sejahtera. Ketika kecil Sinta dan keluarganya sering sekali berpindah rumah. Menyewa dari satu rumah ke rumah lain karena tidak ada biaya untuk membeli rumah sendiri meskipun kecil.

Saat itu Sinta bermimpi bisa memiliki rumah sendiri agar tak perlu berpindah-pindah dan bisa hidup nyaman. Bukan rumah megah bertingkat yang ia impikan melainkan rumah sederhana yang bisa menampung dan membuat nyaman seluruh keluarganya. Tampaknya, impian itu pun sudah terkabul.