Sebagian besar orang melihat dcngan pikirannya. Hanya sebagian kecil orang yang mampu melihat fakta dengan matanya sendiri dan menyaksi kan kebenaran.
– Rhenald Kasali
MASALAH TERBESAR BAGI kalangan terdidik dalam Menjadi wirausaha adalah terlalu intensnya cara berpikir formal logic (logika ilmiah) dalam mengambil keputusan. formal Logic adalah cara berpikir yang dikembangkan ilmuwan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah terhadap suatu hal. Cara ini sangat bagus untuk memutuskan tradiri berpikir berbasiskan mitos, namun untuk berbisnis perlu beberapa penyesuaian.
Dalam pendekatan formal logic, seseorang cenderung mengandalkan pikiran, melihat dunia dengan pikiran. Cara yang dikembangkan dalam tradisi ini adalah dengan mengumpulkan dan menguji data. Jadi segala, sesuatu dinilai dengan mengumpulkan dan mengolah data. Dengan semakin kompleksnya masyarakat, maka terjadilah spesialisasi-spesialiaasi, sehingga orang yang mengumpulkan data dan mengolah data bukanlah orang yang sama. Bahkan terdapat kecenderungan, kalangan berpendidikan mengambil peran sebagai pengolah data, sedangkan peran pengumpul data diderahkan pada mereka yang pendidikannya relatif lebih rendah.
Pendidikan bisa membuat Anda merasa “lebih”, dan menuntut “lebih” sehingga menjadikan Anda sebagai orang yang bekerja di belakang meja, jauh dari fakta-fakta di lapangan. Anda bekerja dengan pikiran, bukan dengan mata dan kepekaan panca indera. Efek negatif yang terjadi, para ilmuwan menjadi steril dan kurang peka terhadap perubahan. Padahal keilmuwan seseorang ditentukan oleh kemampuannya menjembatani fakta dengan data, bukan dengan memisahkannya.
Untuk berhasil dalam berwirausaha Anda perlu memilih kemampuan berpikir strategic (dikembangkan dari pengetahuan) sekaligus kepekaan intuisi. sebagai usahawan terdidik, Anda sudah memiliki yang pertama, namun untuk meraih intuisi Anda perlu melatih dan mengembangkannya. Anda bisa mendapatkannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Tumbuh dari bawah. Jangan memulai usaha Anda dengan tumbuh dari atas. Sekalipun Anda menerima usaha sebagai warisan, tumbuhlah dari bawah, dari lapangan. Kuasai benar-benar keadaan di lapangan, kenali orang-orang yang berhubungan dengan bisnis Anda dari ujung tombaknya, akrabi masalah-masalah yang muncul, dan rasakan sendiri dengan panca indera dan perasaan-perasaan Anda bagaimana bekerja sebagai bawahan atau orang yang membantu perusahaan.
- Perkaya pengalaman. Selain tumbuh dari bawah perluaslah wawasan pergaulan dan pengalaman, Dapatkan cara melihat dari berbagai perspektif dengan keahlian yang bervariasi, suka ataupun tidak suka. Poin dari pengalaman adalah melihat dan mengetahui, bukan melulu menjadi ahli dari bidang yang berbeda-beda. itu. Satu di antara yang Anda alami itu akan membentuk keahlian Anda, namun tidak semuanya.
- Lepaskan ego, gengsi, rasa sok tahu, dan persepsi atas kekuasaan yang Anda miliki. Sekalipun Anda berpendidikan tinggi, saat memasuki dunia yang baru Anda harus memulainya kembali dari nol. Katakanlah pada diri sendiri, “Saga siap belajar dan menerima pengalaman-pengalaman baru.” Tak ada buruknya melepas semua atribut untuk menyerap dan memperkaya diri. Hanya orang-orang yang terbelenggu yang sulit untuk membuka pikirannya.
- Bukalah mata, telinga, dan pikiran. Tangkaplah segala hal yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran Anda. Orang-orang yang terlalu pintar sulit menangkap sinyal-sinyal dan gerakan-gerakan yang dikirim orang-orang, alam, atau benda-benda bergerak karena semua sudah ada tafsiran otomatianya. Tangkaplah apa yang tersirat seperti getaran-getaran emosi, bahasa tubuh, intonansi, warna, getaran, gerakan, dan simbol-simbol lainnya. Cari hubungan antara semua yang Anda lihat dengan tindakan-tindakan yang diambil orang-orang.
- Bekerjalah dengan emosi, namun kendalikan emosi Anda saat bekerja dan memimpin. Dengan menghidupkan simpul-simpul emosi, Anda bekerja dengan hati. Namun emosi yang berlebihan dapat merusak hidup Anda. Perkayalah dengan pengetahuan untuk mengendalikan simpul-simpul itu dalam bekerja.
- Latih intuisi setelah memiliki usaha yang besar dengan tidak memutus jalinan Anda dengan keadaan di lapangan. Asah terus dengan menghabiskan sekitar 25% waktu Anda pada apa yang Anda lihat sendiri, berada di tengah-tengah persoalan dan menangkap getaran-getarannya.
- Uji setiap data yang Anda miliki dengan informasi lapangan. Terlalu percaya pada data bisa membuat – Anda kehilangan pijakan.Terlalu percaya pada intuisi dapat membuat Anda kehilangan kepercayaan. Jadi gunakan kedua-duanya agar Anda tidak tersesat.
- Biasakan membuat keputusan. Untuk melatih intuisi, Anda harus mulai berani mengambil keputusan sedari muda. Sebab dengan mengambil keputusan, Anda akan mengerti dan merasakan sendiri akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang Anda buat. Perhatikan dan dengarlah umpan balik serta reaksi-reaksi yang muncul, baik yang terlihat kasatmata, samar-samar, maupun tersembunyi di balik perasaan orang-orang.
- Jangan takut mengoreksi keputusan yang Anda buat, kalau jalan yang Anda ambil ternyata salah. Biasakanlah bereksperimen dengan beberapa cara, apakah cara langsung ataupun tidak langsung dalam melakukan treatment-treatment tertentu.