Tips Wira­usahawan Muda Mandiri Dalam Membangun Brand

Tips  Wira­usahawan Muda Mandiri Dalam Membangun BrandMeniupkan ruh, memberi kekua­tan dan nyawa agar brand bisa ber­gerak sendiri, hidup dan berdaya.


Rhenald Kasali

 

 

BIASANYA KALAU BERBICARA soal branding, usahawan muda terlalu terpaku pada hal-hal yang remeh-temeh seperti pemberian nama, logo, warna, dan desain. Logo, simbol, dan identitas memang perlu dirumuskan secara matang, namun tidak cukup untuk mengangkat brand Anda.

 

Lebih dari itu branding adalah sebuah upaya me­niupkan “ruh” pada produk dan usaha yang Anda bangun. Brand yang kuat akan memiliki spirit dan karakter, me­nimbulkan pengaruh yang kuat bagi konsumen dan komu­nitas yang ditempati brand tersebut. Brand memang sangat mahal untuk dibangun, namun uang saja takbisa membeli­nya. Semuanya terpulang pada pemilik usaha, apakah ia mau dan mampu meniupkan “ruh” pada brand-nya atau tidak.

Berikut ini adalah tip yang dapat dipakai oleh Wira­usahawan Muda Mandiri dalam membangun brand.

 
  • Apapun yang Anda lakukan pada brand, pada dasarnya Anda meniupkan karakter Anda. Maka jaga dan bangunlah karakter sebelum membangun brand Anda. Jangan biarkan Anda berkompromi terhadap hal-hal yang dapat merusak reputasi dan karakter Anda, karena ia puncapat mengkontaminasi brand Anda.
  • Setelah menetapkan identitas, cocokkan logo, nama, dan identitas produk Anda dengan sasaran pasar, konsep produksi, serta elemen-elemen penting lainnya yang berdampak pada proses komunikasi seperti kemasan, penetapan harga, dan pemilihan lokasi,
  • Branding dibangun dengan proses komunikasi namun komunikasi tidak melulu berupa iklan, dan iklan tidak melulu merupakan pesan-pesan komersial disajikan melalui media massa. Komunikasi adalah suatu keharusan, namun pilihan yang tersedia sangatlah luas. Carilah pilihan-pilihan berkomunikasi dan cara yang paling murah untuk membunyikan brand Anda.
  • Cara termudah dan termurah membangun merek adalah dengan pendekatan story telling dan menjadikan diri Anda sebagai story teller dengan produk atau usaha Anda sebagai story-nya. Maka buatlah story tentang proses Anda membangun usaha seunik dan seoriginal mungkin, agar business story Anda menarik perhatian.
  • Story telling melekatkan komunitas dengan story, dan tellernya. Story telling memperkuat asosiasi publik terhadap sebuah brand. Story telling capat berupa keunikan produk, proses pembuatan, temuan-temuan, perjalanan usaha, persoalan-persoalan hidup, tantangan-tantangan, pemberian nama, keterbatasan komunitas, teknologi yang diadopsi, dan segala hal lain yang mampu menjadi cerita yang menarik. Cerita-cerita itu bukanlah cerita fiktif yang manipulatif, melainkan cerita hidup yang menyemangati dan memberi inspirasi atau kekaguman. Temukan dan rangkailah cerita dari diri Anda.
  • Cerita hidup harus terus dibuat hidup. Buatlah event-event khusus yang bisa membuat cerita Anda terus hidup dan berkembang. Event-event itu dapat berupa event kenaikan kelas usaha, peluncuran produk baru, kon­sep baru, atau sesuatu yang Anda rangkai sebagai sebuah periatiwa lokal atau nasional.
  • Undang media dan berikan stimulus-stimulus non ekonomi pada media massa, apakah radio, media interaktif, surat kabar/majalah, televiai, atau media lainnya agar mereka tertarik mampir dan memberitakan tentang produk Anda atau usaha Anda. Bersikap terbukalah pada tawaran-tawaran media massa dan jadilah the beststory teller.
  • Konsiatensi identitas. Jagalah agar identitas dan brand Anda tetap konsiaten, baik dari pencitraan dan pem­beritaan. Jangan biarkan ia menjadi celotehan-celotehan neqatif yang merusak reputasi Anda.