Denni Delyandri: Modal Awal Kompor Minyak

Denni Delyandri: Modal Awal Kompor MinyakMODAL AWAL KOMPOR MINYAK


Bahu membahu, pasangan muda itu mencoba mencari penghasil­an tambahan. Sebuah kompor minyak tanah, salah satu kado pernikahan menjadi modal awal. Mereka membeli kerupuk mentah di pasar, digoreng, lalu dikemas secara sederhana sebelum didistribusikan ke warung-warung dan rumah makan di sekitar rumah. Lumayan laku, tapi lama-lama usaha ini mandeg. Keduanya kelelahan karena semua mereka kerjakan sendiri.

BIODATA

 

DENNI DELYANDRI

 

Magelang, 11 Juni 1980

Email: denni@kekpisangvilla.com

 

 

PENDIDIKAN:

1998 – 2003 S1 Teknik Elektro, Universitas Andalas

NAMA USAHA:

Kek Pisang Villa (Produksi & Retail oleh-oleh khas Batam) Website: www,kekpisangvilla.com

Alarnat: JI. Imam Bonjol Blok F / 51 Nagoya, Batam Telp/Fax: 0778 458354,0778 454957

PENGHARGAAN :

2008 Juara III Wirausaha Muda Mandiri Kategon Mahasiswa Program Pascasarjana dan Alumni

2008 UKM terbaik se Provinsi Kepri

Berkali-kali setelah itu mereka tetap terus mencoba mencari penghasilan tambahan. Misalnya berjualan kue buatan Selvi yang dititipkan ke beberapa kantor perusahaan. Namun usaha ini pun lagi-lagi tidak membuahkan hasil yang memuaskan karena semua dikerjakan sendiri.

Dalam masa pencarian itu Denni menemukan sebuah buku yaitu memberinya pencerahan. Buku berjudul Rich Dad, Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki itu membangkitkan keberaniannya untuk mengambil risiko. Ia berani mengambil kredit dari koperasi tempat bekerja. Namun lagi-lagi usahanya gagal dan uangnya amblas.

Namun, didorong semangat Kiyosaki, Denni dan Selvi tak jera dan pantang menyerah. Ia mulai meyakinkan dirinya dengan membuat motto bisnisnya: Take Action, Make It Happen. Kembali mereka mencoba bidang usaha lain sambil terus mencari referensi bisnis. Sadar ilmu bisnis yang mereka kuasai sangat minim, pasangan ini senantiasa berusaha menambah wawasan dengan mempelajari bermacam. macam buku bisnis plus berselancar di dunia maya.

Suatu kali mereka terinspirasi sebuah compact disc mengenai seminar yang didapatkan melalui internet. Maka mereka pun men­coba membuat sebuah event organizer (EO). Proyek pertama mereka adalah menyelenggarakan sebuah seminar yang diharapkan eksklusit, dan menarik dengan mendatangkan seorang motivator ternama. Melalui rekomendasi beberapa teman mereka bisa mendatangkan Jaya Setiyabudi. Setelah seminar hubungan mereka berlanjut karena Denni masuk dalam organisasi kewirausahaan dan asosiasi wirausaha yang dimotori Jaya. Di dalam organisasi itulah Denni mendapatkan banyak pengalaman berharga sebagai wirausaha.

Sementara itu, Selvi merintis usaha kek pisangnya. Awalnya Denny memasarkan produk ini dengan sistem kemitraan bersama tem”m temannya yang menjadi karyawan di kawasan industri perusahaan Mukakuning. Untuk setiap box Kek Pisang Villa yang terjual Denni memberi komisi Rp 3.000 bagi temannya itu. Untuk mitra yang bisa memenuhi target penjualan 100 kota, masih ada lagi bonus senilai Rp 100.000. Denni berharap insentif ini bisa menambah semangat paramitra dalam memasarkan dan menjual ini. Dengan cara ini bisnis kek pisang ini terus berkembang. Karena kek buatan istrinya enak dan harganya terjangkau, serta tidak dibuat massal, pesanan terus mengalir. Dari hanya 30 kotak, lama-lama mereka mampu menjual 400 kotak per hari.

Sumber Buku: Wirausaha Muda Mandiri