Dwi Kartika Sari: Memadukan Layanan dengan Inovasi

Banyak yang dilakukan Sari untuk men­jaga kemesraan hubungan dengan pelanggan ini. “Kami senantiasa berusaha meningkatkan layanan dan menghadirkan berbagai inovasi,” katanya memaparkan rahasia suksesnya. Tak kalah pentingnya adalah kesediaan tim Goebo­ex untuk mendengarkan masukan dari pelang­gan, sehingga mereka merasa seperti berada di rumah sendiri. Harga yang dipatok pun diae­suaikan dengan sasaran pasar, yang terutama kalangan pelajar dan mahasiawa.


Kini, dengan luas gerai sekitar 3.000 m2, warung kopi ini mampu menghasilkan omset sebesar Rp 180 juta per bulan. Pendapatan hariannya berkiaar Rp 3-8 juta. Pada akhir pekan, jumlah pengunjung menembus angka 400 orang semalam, membuat senyuman Sari kian sumringah.

Namun sukses yang diraih ini tak jatuh begitu saja dari langit. Sari juga pernah terantuk dan mengalami jatuh bangun dalam ber­usaha. la mulai merintis bisnis sejak usia sangat dini. “Sejak kecil saya sudah doyan duit,” katanya bergurau.

 

Sewaktu di bangku SMA Sari telah mencoba berjualan gaun babydoll yang waktu itu sedang in. Di awal masa kuliahnya, ia juga per­nah mencoba berjualan aksesori rambut bersama sahabat akrabnya, Adelia Pradifta. Berdua mereka membeli aksesori secara grosiran untuk kemudian dikemas ulang dan diberi merk Delary – yang diam­bil dari perpaduan nama Adel dan Sari. Produk ini lalu dijual eceran kepada teman-teman kuliah. “Walau barangnya kecil, tapi untungnya lumayan lho. Setiap piece kita bisa dapat 50%,” kenang Sari.

 

Lagi-lagi didorong keinginan untuk memiliki penghasilan sendiri, di tahun-tahun pertama kuliah Sari juga pernah mencoba mencari kerja sambilan. Keinginan ini bukan lantaran kekurangan uang jajan. Ayahnya yang pensiunan Pertamina sangat mampu mencukupi biaya bulanan bagi anak-anaknya. “Saya hanya ingin merasakan uang dari hasil keringat sendiri,” katanya.

BIODATA

 

DWI KARTIKA SARI

Kediri, 3 Januari 1987

Email: sarisan_03@yahoo.com

PENDIDIKAN:

2004—Sekarang Mahasiawa S1 Fakultas Ekonomi/Akutansi Universitas Gadiah Mada

NAMA USAHA:

Goeboex Coffee (Waning Kopi)

Alamat: J1. Perumnas, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta

Telp/Fax: 0274 433342

PENGHARGAAN;

2007 Finalia Wirausaha Mandiri

Ketika Sari berhasil diterima menjadi pramuniaga di sebuah toko mutiara, gaji yang ia dapatkan sungguh minim, Rp 200 ribu per bulan. Meski begitu, anak kedua ini berusaha bertahan selama beberapa bulan. Orang tuanya berkali-kali mendesaknya untuk keluar dan menawari untuk mengganti sejumlah gaji bulanan yang ia dapatkan. Namun Sari berpikiran lain. “Kalau begini, ketimbang menjadi karyawan, lebih baik bikin usaha sendiri.”

Sari menyadari bahwa ia sama sekali buta soal bisnis gerai kopi. Tapi kalau menunggu menjadi ahlinya, kapan akan dimulainya bisnis ini, pikirnya. Maka ia pun memutuskan untuk segera terjun ke kancah usaha dan belajar sambil jalan dari pengalaman. “Lebih cepat diwujudkan lebih baik,” ujarnya. Pikiran itulah yang kemudian mengantarnya untuk berkongsi bersama beberapa rekan kampusnya untuk mem bangun gerai pertamanya (bukan Goeboex Coffee) dengan beberapa orang teman. Namun usaha ini hanya bertahan beberapa bulan. Alih-alih sepakat memajukan usaha, begitu mulai berkembang seorang mitranya malah menyalahi kontrak. Sari pun memutuskan mengundurkan diri dari kongsi tersebut.

Gadis kelahiran 3 Januari 1987 ini mengaku tak menyesali peristiwa ini. Bahkan pengalaman itu dijadikannya sebagai pelajaran berharga. Tak mau kehilangan momentum, Sari menggandeng orang-orang yang bisa dipercayainya. Ia mengajak Fandy Hanifan, kakaknya semata wayangnya, serta sahabat setianya, Adel, untuk membuka lagi usaha serupa. Usaha yang dimulai dengan modal sekitar Rp 60 join inilah yang mereka namai Goeboex Coffee tadi. Bertiga mereka mengelolanya dengan konsep kekeluargaan. Ia juga tak mau menambah kongsi. “Soalnya saya rasakan mencari mitra yang bisa dipercaya itu benar-benar susah. Lagipula makin banyak kepala dan bisnis, semakin sulit pula menyatukan suara,” tambahnya.