Kenali dan Guntinglah Belenggu yang Mengikat Kaki dan Pikiran-pikiranmu

Kenali dan Guntinglah Belenggu yang Mengikat Kaki dan Pikiran-pikiranmu“Kita semua adalah tahanan pada sebuah penjara. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah beberapa orang menempati sel berjendela, sedangkan lainnya menempati sd tanpajendela.” Kahlil Gibran


Ada diantara kita yang mempunyai sayap dan memiliki kebebasan untuk terbang kemanapun kita hendak pergi. Namun tak sedikit di antara anak-anak muda yang tidak memilikinya sama sekali. “Kalau tak punya sayap, bagaimana bisa terbang?” tanya penerima hadiah Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus.

Yang lebih menyedihkan sebenarnya terjadi pada mereka yang sesungguhnya memiliki sayap, namun membiarkan kaki dan tangannya terbelenggu. Ibarat burung dara yang tak boleh terbang jauh, bulu-bulu pada sayapnya dipotong menjadi pendek oleh pemiliknya. Yang lebih beruntung nasibnya, bulu-buIu itu disulam menjadi satu oleh pemiliknya. Ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya saja di darat, tak bisa terbang tinggi seperti yang lain.

 

Demikian pulalah dengan manusia. Banyak orang yang berkenalan dengan cara berbisnis berkali-kali, namun tak semuanya dapat mengerakkan sayapnya tinggi ke angkasa. Ada semacam belenggu. Ya di tangan, ya di kaki. Di dalam pikiran atau di dalam hati. Ia menghalangi, menambat, menurunkan nyali, menyurutkan tindakannya.

 

Saya ingin menegaskan, sebelum kalian terbang, bukalah, guntinglah, cabik-cabiklah belenggu-belenggu yang mengikat diri dengan penuh keberanian atau tumbuhkan kembali buIu-bulu yang sudah dipotong pendek agar punya kekuatan baru. Tanpa keberanian, tak akan pernah kalian terbang tinggi melihat indahnya cakrawala. Berikut adalah saran-saran yang dapat saya berikan untuk menggunting belenggu:

Kenali belenggu-belenggu diri dengan memeriksa inventory dari daftar belenggu ini: keluarga (yang terlalu banyak aturan atau membuat Anda terlalu nyaman), sikap-sikap negatif (pencemburu, pemarah, fanatisme/dogmatisme, reaktif, gengsi, pemalu, pencemooh, racist, serakah, tak bisa mengontrol diri, dan seterusnya), kecerdasan (terlalu tergantung pada diri sendiri), tak ada tantangan, Iingkup terlalu sempit, pergaulan, dan sebagainya.

 

Setelah mengenali belenggu-belenggu diri, cobalah keluar dengan memeriksa apakah semua itu memberi hasil yang Anda inginkan? Kalau Anda tidak suka dengan hasil yang Anda cari keluarlah dari sana dan Iepaskan seIimut rasa nyaman Anda. Carilah Iingkungan baru. lngatlah, manusia-manusia unggul akan merekrut manusia-manusia unggul. Sedangkan manusia kelas dua hanya akan mengambil manusia-manusia kelas tiga atau kelas empat yang kwalitasnya lebih rendah.

• Latihlah otot-otot tangan dan kaki yang jarang dipakai dengan bergerak setahap demi setahap. Jangan menyerah dan kembali pulang sebelum Anda berhasil berjalan dengan kepala tegak membawa hasil yang Anda inginkan.

• Hidup Anda bukan ditentukan oleh “sejarah hidup Anda, melainkan respons apa yang Anda ambil terhadap kejadian-kejadian yang rnenimpa Anda. Orang-orang yang gagal tak berani menggunting belenggu. Mereka malahan membuat belenggu yang lebih kuat dengan menyalahkan masa lalu.

• Anda sendirilah yang harus membebaskan belenggu-belenggu pada diri Anda. Setelah itu carilah orang-orang yang bersedia menjadi guru bagi hidup Anda. Guru-guru itu harus Anda bayar dengan kerja keras, disiplin, sikap-sikap positif, karya-karya spektakuler dan kebaikan hati. Mereka akan mengajarkan bagaimana caranya terbang dengan terbang bersama.

• Setelah semua belenggu terlepas, janganlah berfokus pada hal-hal yang tidak bisa Anda kerjakan. Berfokuslah pada apa yang bisa Anda kerjakan. Jangan mencemburui keberhasilan orang lain, karena setiap orang memiliki keunikan dan caranya masing-masing. Kembangkanlah kebisaan baru yang Anda kembangkan sendiri.