Program I Like Monday dikenang Yoris sebagai titikbalik pencapaian kariernya. “Sebab posisi saya waktu itu nggak terlalu tinggi dan harus melawan banyak orang. HRC memang terkenal penampilan band asingnya. Sementara saya percaya musik lokal akan mendominasi musik industri, dan sekarang itu sudah terjadi. Untungnya argumentasi ” saya diterima,” kenangnya. Pelajaran yang ia tangguk dari pengalaman itu adalah keyakinan untuk tidak takut mengemukakan ide hanya karena alasan usia, “Yang penting kita punya reasonable reason.”
Setelah semua pencapaian yang ia raih, Yoris mengaku masih ada keinginan lain yang hendak dicapainya. “Menikah,” tukasnya cepat. ia sempat mencanangkan target untuk menikah di usia 25 tahun. Alasannya, “Biar beda usia dengan anak nggak jauh.” Tetapi target itu tidak berhasil ia capai. “Tapi itu tidak saya anggap sebagai kegagalan. In live we cannot win everything. Mungkin satu atau dua tahun ke depan. sekarang sedang konsentrasi bikin usaha sendiri. Mengalir saja,” katanya.
Hal lain yang juga tengah menyita perhatiannya adalah menciptakan minipreneur. “Saya ajak ibu rumah tangga muda untuk bekerja dari rumah untuk beberapa proyek saya. Ini sekaligus mendukung program ibu menyusui. Ternyata banyak lho yang berminat,” katanya. Bagaimana cara menjaringnya? “Gampang. Lewat Facebook. mereka tetap dapat pemasukan tanpa harus kerja kantoran.” Di luar kesibukan bisnisnya, Yoris masih memberi waktu bagi dirinya diri. “Saya paling senang travelling. Bagi saya, travelling adalah part of seeing other cultures. Liburan buat saya bukan nyari ide, tapi nyari inspirasi. Apa yang kita bikin sangat localized. Think globally, locally, act locally. Jalan-jalan juga salah satu cara untuk men-charge otak.”
Entrepreneur saat ini cukup bagus dan iklimnya sangat m.endukung. Ada Bank Mandiri yang memberikan ‘virus- virus’ positif. Jika dulu sudah ada program seperti ini, mungkin saya bisa lebih awal menjadi entrepreneur. Saya rasa inilah saatnya para generasi muda untuk memanfaatkan kesempatan dan terus menjadi mandiri.