“Karena berpakaian yang kompleks dan menggunakan cara berpikir seperti orang yang bekerja, banyak peluang yang hilang.” – Thomas A. Edison
KEHEBATAN SEORANG WIRAUSAHA selain ia kreatif dan berani, ia juga biasa bertindak dan berpikir cepat. Dari mana kemampuan ini mereka dapatkan?
Mudah saja, mereka menikmati kekuatan dan kesederhanaan (the power of simplicity). Mereka bisa berpikir, bekerja cepat, menjadi ahli, menguasai keadaan, karena berpikirnya tidak ruwet. Mereka mengerjakan yang mereka kenali, bahkan seringkali hanya pada hal-hal yang mereka akrabi dari kecil. Hal yang dipikirkan disederhanakan dan tidak macam-macam. Segala hal yang sulit, mereka cari dan buat menjadi sederhana.
Segala yang sederhana itu menjadi mudah diingat, mudah diterapkan, dan mudah didapatkan. lngatlah para genius dalam ilmu pengetahuan sesungguhnya bukanlah kalangan ruwet yang suka menyusahkan anak didiknya. Lihat saja Albert Einstein, ia begitu terkenal dengan rumus sederhananya: E = MC². Sederhana, bukan? Demikian juga dengan Adam Smith yang menyederhanakan proses bekerjanya pasar dengan kalimat pendek: the invisible hands (tangan-tangan tak kelihatan). Atau Bapak psikoanalisi Sigmund Freud yang membagi diri manusia dalam rumus: id, ego, super ego.
Mereka jauh lebih dikenal sebagai ilmuwan ketimbang teman-teman kita yang membuat rumus-rumus panjang dan sulit menjelaskan isi kepalanya karena “terlalu pintar” dan akhirnya menjadi ruwet.
Firmansyah Budi Prasetyo berselancar di atas papan kesederhanaan, yaitu ketela yang selalu ada di mana-mana. Produknya juga sederhana saja, yaitu dimasak dalam beberapa varian rasa yang sudah diketahui dan disukai masyarakat. Caranya juga sederhana, yaitu pakai gerobak dan diwaralabakan. Fee-nya juga cukup murah saja.
Supaya menjadi mudah dan sederhana, perhatikanIah tip berikut ini:
• Buatlah dari bahan-bahan yang mudah ditemukan dan murah harganya.
• Berikan nama yang mudah diingat orang.
• Berikan harga yang sangat terjangkau.
• Berikan cara yang sangat mudah untuk memperoleh dan mengolahnya.
• Tulis semua yang dikenjakan dan kerjakanlah semua yang tertulis.
• Jangan pelihara manajer atau karyawan yang berpikir complicated atau orang yang ingin terlihat cerdas dengan kata-kata yang sulit dimengerti orang lain.
• Terapkan teknologi tepat guna sehingga mudah dilakukan siapa saja.
• Namun sekalipun semuanya mudah, ciptakan keunikan melalui branding yang kuat, segar, mudah diingat, modern, dan terkesan positif— merindukan.
• Gunakanlah bahasa yang sederhana, kalimat-kalimat pendek yang mudah dimengerti.
• Jadi pemimpin yang berbicara dengan contoh-contoh yang konkret.
“Banyak orang berpikir dirinya dipandang hebat kalau mereka bisa membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit. Dalam kewirausahaan, sebaliknya yang harus dilakukan. Kalau Anda membuatnya menjadi kompleks tidak akan bertahan.” – Rhenald Kasali
Sumber Buku: Wirausaha Muda Mandiri