Kelebihan dan Kelemahan Produk Pioner

 

Jika anda menciptakan produk yang belum ada menjadi produk yang sudah ada, anda disebut inovator. Contohnya Thomas Alva Edison. Ia mempunyai keyakinan dengan ide produk inovatifnya, yaitu sebuah lampu pijar yang terang benderang. Untuk mewujudkan ide produk barunya, ia harus rela melalui proses yang sangat panjang. Ia harus gagal sebanyak sepuluh ribu kali hingga ia menemukan lampu pijar seperti yang sekarang ini. Biasanya nih, seseorang yang baru terjun di bisnis terutama untuk skala industri kecil menengah, sangat semangat untuk membuat produk yang belum pernah ada di pasaran. Idealismenya sangat kuat. Tapi saran saya, sebelum anda ingin mewujudkan ide produk yang benar-benar baru tersebut, ada baiknya anda mempelajari dulu kelemahan dan kelebihannya. Perbandingan ini saya dapat secara tidak langsung dari pak Fandi Tjiptono, salah seorang pakar marketing…

BACA JUGA:  Model Manajemen Organisasi Bisnis

Kelebihan Produk Pioner

  • Anda dapat menikmati pangsa pasar yang masih luas.
  • Anda mempunyai akses distribusi yang kuat karena anda yang pertama kali masuk.
  • Brand anda jadi sangat familiar di mata konsumen.
  • Loyalitas konsumen terhadap merek produk yang anda bangun tinggi.
  • Potensi laba yang masih besar karena belum ada pesaing yang bermain.
  • Anda yang menentukan standar kualitas industrinya.

Kelemahan Produk Pioner

  • Anda harus unggul dalam hal teknologi, sehingga diperlukan investasi yang besar.
  • Resiko kegagalan dalam introduksi produk baru relatif besar.
  • Biaya riset dan pengembangan produk sangat mahal.
  • Proses inovasi melewati tahapan-tahapan yang panjang dan tidak berguna akibat kemajuan yang berlangsung lambat karena faktor trial dan error.
  • Anda harus menciptakan dan mengembangkan permintaan primer serta mengedukasi pasar.
BACA JUGA:  Mengapa Segmentasi Pasar Begitu Penting?

Kira-kira anda sudah paham kan baik buruknya jika anda memilih sebagai pencipta produk baru yang sama sekali belum pernah ada sebelumnya? Ok, saya bagikan pengalaman saya sewaktu saya berkeinginan menjadi produsen inovatif, walaupun sebenarnya produk tersebut belum bisa benar-benar dikatakan produk inovatif. Tapi pelajaran yang bisa anda ambil insya Allah mirip jika anda ingin membuat produk pionir. Dulu, saya bersama teman satu tim saya berusaha keras untuk menjadi produsen pioner di usaha budidaya lobster air tawar. Karena keterbatasan info bisnis bidang tersebut, kami berusaha untuk menciptakan sistem pembesaran sendiri, membuat peralatan yang bisa mendukung dan memaksimalkan pembibitan serta mengedukasi pasar.

Tiga setengah tahun kemudian akhirnya kami sempat menjadi pemimpin pasar di Jogja, walaupun cuman beberapa saat. Sayangnya, kami tidak bisa meneruskan usaha itu. Karena untuk memperlebar pasar, kami sangat kesusahan untuk mengedukasi pasar. Di samping itu, biaya riset produksi kami tinggi sekali karena kami seringkali trial dan error. Persis dengan poin-poin yang saya terangkan di atas kan?

BACA JUGA:  Makanan Tela-tela, Makanan Indonesia yang Tetap Eksis

Akhirnya untuk sementara waktu kami memutuskan untuk pindah ke usaha budidaya udang galah. Lebih mudah edukasi pasarnya dan kami lebih mudah dalam mempelajari teknik dan perkembangan bisnisnya, karena usaha jenis ini sudah banyak pionirnya. So, sebelum anda berkeinginan untuk membuat dan memasarkan produk inovatif yang benar-benar baru, pertimbangkanlah masak-masak dulu kelebihan dan kelemahannya menjadi produsen inovatif. Karena anda bisa jadi sangat sukses dan mempunyai laba yang besar, tetapi bisa juga produk baru anda gagal dan perusahaan lain tinggal meneruskan usaha yang telah anda lakukan.

 

TOPIK TERBARU:

gerobak rokok gratis, hari baik membeli barang elektronik, pertanyaan tentang aspek keuangan, cara membuat gir untuk tawuran, sebutkan contoh wirausaha yang terinspirasi dari gagasan orang lain, iklan kesehatan bahasa jawa, gaji karyawan hisana fried chicken, sebutkan dan jelaskan cara memperoleh permodalan bagi PT, contoh perusahaan non manufaktur, yang termasuk lapangan pemberian jasa adalah, cara perhitungan arisan menurun, contoh percakapan melobi, analisis swot rendang, slogan makanan tradisional, contoh peluang dari konsumen