Jerry Aurum Wirianta: Bekerja Cerdas, Bekerja Dengan Hati

 

Jerry Aurum Wirianta:Segala sesuatu dimulai dari pikiran. Apa yang kita pikirkan akan menentukan siapa kita, siapa kita akan menen tukan apa yang akan kita lakukan. Apa yang kita lakukan akan membentuk harga diri dan pengakuan.

– J. C. Maxwell

 

SEORANG USAHAWAN SENIOR belum lama ini memberi tahu saya tentang hal ini. “Kalau mau berusaha janganlah membisniskan wong cilik. Tetapi carilah peluang dan  bidiklah orang-orang kaya.” Pernyataan itu lama saya pikirkan karena sebagai seorang pendidik, saya selalu berhubungan dengan wong cilik.

Di kampus saya banyak bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa yang kondisi keuangannya pas-pas-an sehingga harus kami subsidi. Negara yang seharusnya menjalankan peran subsidi seringkali tidak­bisa menjalankan.

Mahasiswa berpotensi menjadi pemimpin mereka belum mempunyai kemampuan daya beli yang  memadai.

 

Belakangan saat terlibat sebagai social entrepre­neur, saya mulai menghayati ucapan usahawan itu. “Mengurus segmen di bawah banyak masalahnya. Selain sulit, untungnya pun hampir tidak ada, banyak komplain,” ujarnya. Orang ini ada benarnya, apalagi belakangan ini banyak politisi yang merusak mereka dengan uang. Tetapi diantara orang-orang miskin kita selalu menemukan ke­arifan dan orang-orang yang luar biasa dan ternyata juga menyenangkan.

BACA JUGA:  Tips Untuk Berhasil Dalam Berwirausaha

Namun demikian segmen mana yang Anda pilih tentu saja berbeda penanganannya. Membidik pasar di bawah memang berat, tetapi pasarnya sangat luas. Seba­liknya segmen yang di atas memang menggiurkan, tetapi pasarnya sangat terbatas.

Jerry Aurum melihat potensi itu. Dia tahu membidik di atas perlu kesungguhan. Menurut statistik jumiah orang kaya Indonesia menunjukkan tanda-tanda meningkat. Tidak main-main saat ini sudah ada 23 juta orang Indone­sia yang memiliki penghasilan perkapita di atas US$7,000. Jumlah yang besar sekali bukan?

BACA JUGA:  Syahmahfuz Chazali: Dari Sisa Menjadi Gerabah

Pemenang tidak pernah berhenti. hanya yang berhenti tidak pernah me nang.

Pepatah Inggris

 

Berikut adalah tip membidik segmen premium saya sebut workheart— worksmart, artinya, “Put your heart  on your work, and be smart to target them.”

  • Berikan kualitas ya ng terbaik. Jangan pernah berfikir pikir orang membeli citra atau merek. Mereka pertama- tama berani membayar untuk mendapatkan kualitas. Jadi  berikanlah kualitas yang terbaik. Baik itu kualitas produk, jasa, layanan, kecepatan, penampilan, dan seterusnya.
  • Batasi produk. Produk yang berkualitas ­ditawarkan secara massal, sehingga semua orang bisa mendapatkannya dengan mudah. Produk yang berkualitas dihargai mahal maka pembuatannya dibatasi dan dijaga kualitasnya.
  • Konsistensi harga. Harga mencerminkan mutu, maka harga tidak bisa dinaik-turunkan karena ingin men­dapatkan pasar yang lebih luas.
  • Tempatkan pada segmen eksklusif. Tempatkan diri Anda dan produk Anda pada galeri tertentu yang sama segmennya dengan kualitas segmen yang Anda bidik. Jerry menerbitkan buku ekslusifnya di luar negeri dan karyanya dipajang di toko buku besar terkenal, world class.
  • Berikan penamaan dan credence. Credence ada­lah simbol kepercayaan. Lekatkan credence seperti prestasi, penerimaan, pada kalangan tertentu, komunitas yang Anda tekuni pada merek Anda sehingga timbul kepercayaan.
  • Selalu berada di depan. Kredibilitas Anda adalah ujian. Mereka melihat bukan hanya karya Anda melainkan juga Anda. The singer, not just the song. Maka selalu cipta­kan keunggulan baru, teknik baru, ilmu baru, nuansa baru secara periodik.
BACA JUGA:  Tips Sukses Berbisnis Barang Bekas

TOPIK TERBARU:

gerobak rokok gratis, hari baik membeli barang elektronik, pertanyaan tentang aspek keuangan, cara membuat gir untuk tawuran, sebutkan contoh wirausaha yang terinspirasi dari gagasan orang lain, iklan kesehatan bahasa jawa, gaji karyawan hisana fried chicken, sebutkan dan jelaskan cara memperoleh permodalan bagi PT, contoh perusahaan non manufaktur, yang termasuk lapangan pemberian jasa adalah, cara perhitungan arisan menurun, contoh percakapan melobi, analisis swot rendang, slogan makanan tradisional, contoh peluang dari konsumen