Tip Untuk Naik Kelas

Tips Agar Bisnis Naik Kelas
Tips Agar Bisnis Naik Kelas
 

Banyak orang mendorong, seakan-akan berbisnis itu gampang. Ternyata memang tidak sulit, yang sulit adalah bagaimana agar naik kelas, tumbuh menjadi besar dan berkembang.

Rhenald Kasali

SEPERTI ORANG YANG bersekolah, maka usahawan pun harus bisa naik kelas. Usahawan sekolahan yang mempunyai kemampuan berpikir lebih baik, hendaknya bersungguh sungguh mengembangkan usahanya.

Seorang pemilik kedai kopi kaki lima yang bertahun-tahun berusaha di tempat yang sama mungkin saja sudah puas dengan pelanggan-pelanggannya yang selama puluhan tahun tetap setia mengunjungi kedai kopinya. Namun harap diingat konsumen itu tidak selamanya diam di tempat.

Konsumen berpindah-pindah dan suatu ketika Anda akan terkejut, usaha Anda mulai sepi pengunjung. Anda pun kadang menyalahkan perekonomian: krisis, resesi, dan sebagainya.

Sama seperti manusia yang ada usianya dan sepan­jang usianya manusia berubah bentuk, maka perusahaan dan usaha pun ada usia dan bentuknya. Makhluk hidup terikat dengan hukum evolusi dan karenanya harus ber­adaptasi. Berikut adalah tip untuk naik kelas:

 
  • Rumus pertama agar naik kelas adalah dengan belajar sebaik baiknya. Anda tentu tidak wajib menjadi juara kelas, namun untuk naik kelas setiap usahawan harus mau belajar. Hanya orang-orang yang tidak responsif dan tidak belajar hal-hal barulah yang tinggal kelas. Anda dan pasukan usaha Anda harus belajar dari hidup yang seka­rang, dari lingkungan Anda, dan belajar dari masa depan dengan berinovasi, menelusuri jalan-jalan baru yang be­lum ditemukan pesaing-pesaing Anda.
  • Kalau Anda tidak naik kelas, maka Anda hanya punya dua pilihan ini: menerima kenyataan dengan men­jadi usahawan bodoh, atau Anda pindah sekolah (pindah usaha) dan memasuki dunia usaha yang membuat Anda lebih cocok, lebih adaptif.
  • Ketika Anda naik kelas, ingatlah tantangan Anda di kelas-kelas yang lebih tinggi akan jauh lebih berat. Anda akan berhadapan dengan pelajaran yang lebih rumit dan menuntut Anda bekerja lebih keras dan berupaya lebih cerdik. Di kelas yang lebih tinggi Anda wajib bekerja dengan standar yang tertulis, manajemen yang lebih ter­tata baik dan SDM yang lebih unggul.
BACA JUGA:  4 Cara Entrepreneur Mengalahkan Depresi

Perbedaan antara apa yang kita lakukan dan apa yang sebenarnya mampu kita lakukan akan sanggup untuk memecahkan sebagian besar masalah dunia ini.

Mahatma Gandhi

  • Ketika pelajaran menjadi lebih sulit Anda harus mencari kelas tambahan. Mungkin Anda memerlukan guru les yang dibayar secara profesional. Guru les itu mungkin adalah konsultan profesional yang Anda rekrut untuk membantu Anda memperbaiki sistem, sumber daya manusia, teknologi, manajemen, dan sebagainya.
  • Senior harus berubah. Tantangan terbesar bagi seorang senior yang ilmunya sudah tinggi, bukanlah be­lajar lagi, melainkan bagaimana beradaptasi dengan tun­tutan baru. Pada masa itu, seorang senior akan merasa dirinya paling tahu dan paling benar, sementara pengikut-­pengikutnya sudah merasa nyaman. Padahal mereka masih dituntut untuk berubah. Perubahan bagi seorang wirausahawan senior akan jauh lebih sulit daripada pemula yang masih bersemangat mencari bentuk.
  • Naik kelas dalam kewirausahaan bisa berarti memiliki jaringan usaha yang lebih lugs, teknologi yang lebih canggih, metode yang lebih baik, kualitas (lokasi, menajemen, produk) yang lebih baik, segmen yang me­ningkat, dan sebagainya. Saat Anda naik kelas semua orang menghormati Anda. Pada saat itu dibutuhkan pendekatan baru dalam berusaha.
BACA JUGA:  7 Kunci Sukses Menjadi Reseller Bisnis Online

TOPIK TERBARU:

gerobak rokok gratis, hari baik membeli barang elektronik, pertanyaan tentang aspek keuangan, cara membuat gir untuk tawuran, sebutkan contoh wirausaha yang terinspirasi dari gagasan orang lain, iklan kesehatan bahasa jawa, gaji karyawan hisana fried chicken, sebutkan dan jelaskan cara memperoleh permodalan bagi PT, contoh perusahaan non manufaktur, yang termasuk lapangan pemberian jasa adalah, cara perhitungan arisan menurun, contoh percakapan melobi, analisis swot rendang, slogan makanan tradisional, contoh peluang dari konsumen