Pengobatan dan Pencegahan Pada Penyakit Urtikaria


Pengobatan dan Pencegahan Pada Penyakit Urtikaria
Pengobatan dan Pencegahan Pada Penyakit Urtikaria

LUTIMNEWS.COM – Urtikaria merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai. Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk.

Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata. Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Tampak eritema (kemerahan) dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Urtika biasa terjadi dalam berkelompok. Satu urtika sendiri dapat bertahan dari empat sampai 36 jam.

Bila satu urtika menghilang, urtika lain dapat muncul kembali. Bila mengenai organ dalam, misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema. Pada keadaan ini jaringan yang lebih sering terkena ialah muka, disertai sesak napas dan serak.

Sekitar 40% penderita urtikaria kronis akan menderita angioedema. Gejala mungkin tidak terjadi setiap saat. Untuk beberapa orang, kondisi tertentu seperti panas, dingin atau stress akan menyebabkan perburukan gejala.

READ:  Sifilis Kongenital

Pemeriksaan Penunjang

 

Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria:

 
  • Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam
  • Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.
  • Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.
  • Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.

Pengobatan

Pengobatan yang paling ideal tentu saja mengobati penyebab atau bila mungkin menghindari penyebab yang dicurigai. Bila tidak mungkin paling tidak mencoba mengurangi penyebab tersebut, sedikit-dikitnya tidak menggunakan dan tidak berkontak dengan penyebabnya. Gejala dapat diobati dengan efektif.

Beberapa obat yang dapat dipergunakan antara lain adalah antihistamin oral (lewat mulu). Obat ini dapat mengontrol gejala bagi sebagian besar orang, namun tidak menghilangkan penyebabnya. Beberapa obat ini dapat dibeli langsung di apotik dan beberapa perlu resep untuk membelinya.

READ:  Patogenesis Penyakit Bartolinitis dan Kista Bartolini

Kombinasi dari beberapa antihistamin dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Contoh antihistamin yang tidak menyebabkan kantuk antara lain Loratadine, Cetirizine. Antihistamin yang dapat menyebabkan kantuk antara lain CTM, difenhidramin.

Jika antihistamin saja tidak mengurani gejala, pengobatan lain yang dapat dipergunakan adalah dengan kortikosteroid oral (lewat mulu) seperti prednison dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja untuk urtikaria yang berat dan angioedema karena prednison mempunyai efek samping yang cukup serius. Selain itu dapat dipakai adrenalin injeksi (suntik) untuk urtikaria yang berat dan angioedema yang berat.

Pencegahan

  • Hindari alergen yang diketahui. Termasuk beberapa makanan dan penyedap makanan, obat-obatan dan beberapa situasi seperti panas, dingin atau stress emosional.
  • Membuat catatan. Mencatat kapan dan dimana urtikaria terjadi dan apa yang kita makan. Hal ini akan membantu anda dan dokter untuk mencari penyebab urtikaria.
  • Hindari pengobatan yang dapat mencetuskan urtiakria seperti antibiotik golongan penisilin, aspirin dan lainnya.
READ:  Epidemiologi Penyakit Vaginosis bakterial

Epidemiologi

Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibandingkan dengan usia muda. Tidak ada perbedaan frekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan

Penyebab

Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya:

  • Obat. Contohnya adalah antibiotik golongan penisilin, aspirin, obat-obatab hormonal, vaksinasi, pil kontrasepsi, dll.
  • Makanan. Contohnya adalah susu, keju, telur, gandum, ikan, ayam, dll. Zat pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga dapat menimbulkan urtikaria.
  • Lingkungan. Terpapar dengan debu rumah, jamur, perubahan temperatur, serbuk sari bunga, dll.
  • Stress. Pada urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. Stress emosional dapat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan seseorang meningkat kemungkinan terjadi urtikaria.
  • Penyakit sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, Lupus Eritematosus Sistemik, dll.
  • Gigitan serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. Nyamuk, lebah dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh sendiri.