Mengapa Ada Perbedaan Golongan Darah Pada Manusia??


Variasi atau perbedaan genetik akan menjadi faktor utama untuk menjelaskan pertanyaan ini. Penjelasan yang sama untuk menerangkan mengapa ada warna mata, kulit dan rambut yang berbeda dari setiap populasi manusia. Dilansir dari Health2009, Adam diperkirakan merupakan makhluk yang auto-reproduksi dengan fisi biner (menghasilkan keturunan yang sama persis tanpa pembedaan), seperti yang terlihat pada beberapa hewan tingkat rendah dan tumbuhan. Ketika Adam menghasilkan keturunan dari Hawa, yaitu wanita yang pertama diciptakan, memungkinkan terjadinya kombinasi dan juga silang materi genetik, sebagaimana terjadi pada fase meiosis (pembelahan yang terjadi pada fase reproduksi seksual), sehingga terjadilah perbedaan atau variasi gen pada keturunannya.

READ:  Perubahan Golongan Darah

Selama evolusi banyak permutasi dan kombinasi gen berbeda terjadi, hingga mencapai suatu kondisi yang akhirnya dapat membedakan berbagai golongan darah manusia. Manusia mewarisi jenis darah dari masing-masing orangtuanya (bersifat turunan atau inherited). Terdapat gen dari kromosom yang berbeda pada jenis darah. Selain itu, jenis protein, glikoprotein dan glikolipid juga ditemukan pada permukaan sel darah merah yang menggambarkan jenis darah. Karl Landsteiner menggambarkan jenis darah inventif (A, B dan O) pada tahun 1900 dan dokter segera mengakui sistem darah 23 golongan pada ratusan jenis berbeda, seperti antigen dan antibodi.

READ:  Menjaga Kolestrol Dalam Tubuh Anda

Dan sekarang, ada empat golongan darah yang dikenal populer, yaitu A, B, AB dan O. Penunjukan ini mengacu pada gula (A, B dan O) yang ditemukan pada permukaan sel darah merah manusia. Tapi perbedaan golongan darah hingga kini merupakan salah satu misteri alam. Sebagai individu manusia, masing-masing memiliki gen, bentuk tubuh, golongan darah dan banyak lagi yang berbeda. Ini merupakan keajaiban kehidupan. Belum ada ilmuwan yang mampu menjelaskan secara pasti mengapa ada 4 jenis golongan darah yang berbeda pada manusia. Ilmu pengetahuan pun tidak bisa menjelaskan sepenuhnya apa yang terjadi di alam. Tapi manusia dituntut untuk terus mempelajari ciptaan-Nya.