Pemeriksaan kultur dengan swab dari daerah yang terinfeksi adalah kriteria standar untuk mendiagnosis dan sebagai petunjuk untuk terapi antibiotik yang sesuai. Neisseria gonorrhoea suatu organisme yang memerlukan karbon dioksida lembab dan harus tumbuh pada media yang diperkaya, yaitu biasanya agar coklat yang berisi darah yang lisis. Percobaan empiris sering dibutuhkan sebab hasil kultur tidak dapat siap dalam 24 – 48 jam. Kultur terutama sangat bermanfaat ketika hasil diagnosa secara klinis belum jelas. ketika terjadi kegagalan terapi.
Isolasi Neisseria gonorrhoea merupakan diagnostik standar infek gonokokus. Sekarang ini media selektif yang mengandung antibiotik (misalnya medium Thayer-Martin) mempunyai sensitivitas 80-95% terhadap spesimen yang diinkubasi sedini mungkin, tergantung pada lokasi anatomi asal kultur tersebut. Untuk spesimen uretra yang berasal dari laki-laki simtomatik, maka baik media selektif maupun non selektif semuanya sangat sensitif.
Dua macam media yang dapat digunakan ialah media transpor dan media pertumbuhan.
Contoh media transpor:
– Media Stuart: hanya untuk transpor saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media pertumbuhan.
– Media Transgrow: selektif dan nutritif untuk Neisseria gonorrhoea dan N.meningitides, dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan media transpor dan media pertumbuhan, sehingga tidak perlu ditanam pada media pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer Martin dengan menambahkan trimetoprim untuk mematikan Proteus spp.
Contoh media pertumbuhan:
– Agar coklat McLeod: berisi agar coklat, agar serum dan agar hidrokel. Dapat ditumbuhi kuman lain selain gonokok.
– Media Thayer-Martin: selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman positif-Gram, kolimestat untuk menekan pertumbuhan bakteri negatif-Gram dan Nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur.
– Modifikasi Thayer-Martin: isinya ditambah dengan trimetoprim untuk mencegah pertumbuhan kuman Proteus spp.
Dibawah kondisi kualiti kontrol yang baik, sensitifitas kultur untuk penderita gonore baik laki-laki maupun perempuan cukup baik. Pada perempuan, kultur endoserviks diperkirakan sensitivitasnya 80 — 95%. Sensitivitas kultur mungkin saja terbatas karena spesimen klinis yang inadekuat, penyimpanan yang kurang baik, proses transpor atau terhambatnya pertumbuhan antibiotik pada medium kultur selektif.
Suatu pemeriksaan DNA (gen-Probe) telah dicoba sebagai alternatif untuk kultur pada diagnosis gonore. DNA Probe tidak memerlukan organisme hidup, sehingga pemeriksaan lebih cepat dan transpor spesimen lebih aman untuk ke laboratorium. Pada banyak institusi, DNA Probe assay telah menggantikan kultur sebagai skrining rutin dan tes diagnostik untuk gonore.