Epidemiologi Penyakit Granuloma Inguinale


Granuloma InguinaleGranuloma inguinale adalah penyakit infeksi oleh bakteri yang sifatnya kronik, progresif, cukup infeksius, yang menyebabkan destruksi permukaan dan pembentukan granuloma di kulit dan jaringan subkutan, umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.

Granuloma inguinale pertama kali diidentifikasi pada tahun 1882, berupa ulkus serpiginosa dan pembentukan sikatriks pada skrotum, penis pada laki-laki dan elefantiasis pada klitoris dan labium pada perempuan. Pada tahun 1905, organisme penyebab penyakit ini pertama kali ditemukan dengan identifikasi karakteristik dari badan Donovan sebesar 1,5 x 0,7 mm dalam makrofag dan sel epitel distratum malphigi. Adanya kesukaran dalam kultur organisme membuat timbulnya perdebatan mengenai organisme penyebab penyakit ini, kemudian dikemukakan suatu keberhasilan di kultur bakteri yang berbentuk pleomorfik dan  lesi ulkus dan berhasil didentifikasikan sebagai Calymatobacterium Granulomatis dan pada tahun 1943, berhasil diisolasikan organism tersebut pada yolk sac embrio ayam dan akhirnya pada tahun 1959 berhasil dikembangkan di medium buatan.

READ:  Jamur Shitake Cegah Kanker Serviks

Hal-hal yang menyokong bahwa penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual adalah:

  1. Pada anamnesis terdapat kontak seksual sebelum timbulnya lesi.
  2. Insidens tinggi pada kelompok umur dengan aktifitas seksual paling banyak, lesi terdapat pada genitalia interna seperti serviks, tanpa disertai lesi lain.
  3. Lesi hanya terdapat pada sekitar anus pada orang yang homoseksual pasif.
  4. Lesi terdapat pada daerah genital atau perianal.

Sinonim:

Granuloma venerum, Donovanosis, Ulcerating granuloma of pudenda.

 

Terutama didaerah tropis dan subtropis dan endemik Papua New Guinea, Carribean, India Selatan, Afrika Selatan, Asia Tenggara. Australia dan Brazil. Sedangkan di Amerika Serikat kasus yang dilaporkan kurang dari 100. Insidens tertinggi terdapat pada umur 20-40 tahun. Di daerah Barat, orang kulit hitam dan homoseksual sering terinfeksi. Prevalensinya laki-laki sepuluh kali lebih sering dibanding perempuan yang bisa sebagai carier asimtomatik. Pada umumnya penderita yang tingkat sosial rendah dan higiene yang buruk.