Langkah Menjaga Tulang Agar Tetap Sehat


Satu dari 2 wanita dan hampir 1 dari 4 pria yang berusia di atas 50 tahun berisiko menderita patah tulang karena osteoporosis. Untungnya, ada cara sederhana untuk memangkas risiko tersebut.

Salah satu masalah terbesar dengan osteoporosis adalah tidak bisa merasakan kapan tulang mulai menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bahkan, banyak orang tidak mengetahui bahwa memiliki masalah tersebut hingga telah terlambat.

Berkonsultasilah dengan dokter mengenai bagaimana menurunkan risiko terkena osteoporosis. Kemudian ikuti beberapa langkah menjaga tulang agar tetap sehat di bawah ini:

READ:  Cara Alami Menurunkan Darah Tinggi

Mencari tahu riwayat keluarga
Jika salah satu orangtua memiliki riwayat osteoporosis atau telah mengalami keretakan pada tulang pinggul, maka ceritakan kepada dokter saat berkonsultasi. Lebih dari 50 persen kasus osteoporosis adalah genetik.

Melakukan tes kepadatan tulang pada mesin yang sama setiap kali
Hasil tes kepadatan tulang dapat bervariasi dari mesin ke mesin, jadi jika memungkinkan sebaiknya tes kepadatan tulang dilakukan di lokasi yang sama setiap kali, juga dengan mesin yang sama, untuk memastikan hasil yang seragam.

 
READ:  Edukasi Pandemik Virus H5N1

Mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D
Tubuh kehilangan kalsium setiap hari melalui keringat dan urin dan karena itu perlu menggantinya setiap hari karena tubuh kita tidak bisa membuatnya sendiri. Vitamin D juga penting, karena meningkatkan penyerapan kalsium tubuh. Para ahli merekomendasikan orang dewasa di bawah usia 50 tahun untuk mendapatkan 1.000 mg kalsium setiap hari bersama 400-800 IU vitamin D.

 

Ketahui faktor risiko
Karena secara alami memiliki massa tulang lebih rendah dan tulang yang lebih kecil, wanita memiliki risiko osteoporosis lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Sekitar 5-7 tahun setelah menopause, wanita dapat kehilangan hingga 20 persen dari kepadatan tulang karena penurunan estrogen.

READ:  Tips Bagi yang Sedang Berdiet

Melakukan pemeriksaan
Karena osteoporosis merupakan silent disease, maka tidak akan tahu ketika memilikinya kecuali melakukan pengujian untuk kondis tersebut, atau telah mengalami patah tulang. Jika memiliki faktor risiko, mintalah dokter melakukan pemeriksaan untuk kondisi osteopenia.