Epidemiologi Penyakit Vaginosis bakterial


Vaginosis bakterial Menentukan prevalensi vaginosis bakterial sulit oleh karena 1/3 – 3/4 perempuan yang terinfeksi adalah asimtomatik. Vaginosis bakterial adalah infeksi vagina yang paling sering pada perempuan yang aktif melakukan seksual. Penyakit ini dialami pada 15% perempuan yang mendatangi klinik ginekologi, 10 – 25% wanita hamil dan 33-37% perempuan yang mendatangi klinik PMS.

Gardnerella vaginalis dapat diisolasi dari 15% anak perempua prapubertas yang masih perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkan lewat kontak seksual. Meskipun kasus vaginosis bakterial dilaporkan lebih tinggi pada klinik PMS, tapi peranan penularan secara seksual tidak jelas.

READ:  Penyebab Wanita Sering PMS

Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan pasangan seks laki-laki dan penderita vaginosis bakterial tidak menguntungkan dan bahkan perempuan yang tidak melakukan seksual secara aktif dapat terinfeksi. Faktor risiko tambahan adalah penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan kehamilan.

Dilaporkan oleh Kandou RT et al, vaginosis bakterial pada pemakai AKDR di RS Pelamonia, Makassar yang dilaksanakan sejak Oktober 1994 sampai Januari 1995 menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pemakaian AKDR dengan vaginosis bakterial.

Vaginosis bakterial yang rekuren dapat meningkat pada perempuan yang mulai aktivitas seksualnya sejak umur muda, lebih sering juga terjadi pada perempuan berkulit hitam yang menggunakan kontrasepsi dan yang suka merokok.

 
READ:  Manifestasi Klinis Penyakit Chancroid

Vaginosis bakterial yang rekuren prevalensinya juga tinggi pada pasangan-pasangan lesbi, yang mungkin berkembang karena perempuan tersebut berganti-ganti pasangan seksualnya ataupun yang sering melakukan penyemprotan pada vagina.