Sejumlah lesi pada vulva dan vagina memberikan gambaran klinis yang menyerupai kista Bartolini atau abses Bartolini yaitu:
– Kista sebaseus pada vulva menyerupai kista pada daerah lain Kista ini terdapat pada epidermis dan sering asimptomatik. Jika kista ini terinfeksi memberikan respon yang baik terhadap insisi dan drainase sederhana.
– Kista epidermal merupakan pembesaran jinak, dapat digerakkan tidak nyeri, disebabkan oleh trauma atau obsruksi duktus pilosebaseus. Lokasi tersering adalah labium mayora, tetapi dapat pula mengenai labium minora. Kista ini dapat muncul sporadik, sebagai kelainan yang diturunkan, akibat efek samping kronis dan penggunaan glukokortikoid pada daerah genital atau berhubungan dengan hidraadenitis supuratif. Beberapa penderita dengan hidraadenitis supuratif mengalami kista epidermal bilateral dan beberapa mengalami perubahan pada mukos membran vulva. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Terapi dengan melakukan eksisi kista.
– Kista disontogenik adalah kista yang jinak berisi cairan muku yang terletak di introitus atau labium minora dan kemungkinan disebabkan oleh pemisahan ini kompleks daerah kloaka dari lipatan urorektal. Kista ini mengandung jaringan urorektal dan sering asimptomatik.
– Fibroma merupakan tumor jinak tersering pada vulva, berbatas tegas, asimtomatik, mengalami degenerasi miksomatosa dan dapat berkembang menjadi ganas. Indikasi eksisi jika ada nyeri pertumbuhan yang cepat dan berhubungan dengan kosmetik
– Lipoma, dapat muncul pada labia mayora atau klitoris dan dapat menjadi sangat besar. Merupakan tumor jinak, berkembang lambat, sesil (tidak bertangkai) atau pedunkulus (bertangkai)
– Kista vestibular, merupakan kista pada labium minora dan vestibulum, lunak, diameter kurang dari 2 cm, permukaan halus, lokasi superfisial, soliter atau multipel, biasanya asimtomatik, dan dindingnya berwarna putih, kuning atau nodul kebiru-biruan yang berkembang menjadi beberapa millimeter sampai 3 cm. Kista vestibular timbul karena adanya sumbatan pada muara selenjar vestibulum.
– Hidroadenoma merupakan tumor jinak yang jarang pada labium mayora atau labium minora saja tetapi diantara labium mayora dan labium minora, berbentuk nodul kecil (2 mm – 3 cm), perkembangannya lambat, dan berasal dari kelenjar keringat.
– Adenokarsinoma pada vulva merupakan tumor ganas dengan lesi yang mirip kutil dan ada ulserasi dangkal.
DIAGNOSIS
Anamnesis yang baik dan pemeriksaan fisik sangat mendukung suatu diagnosis. Pada anamnesis ditanyakan tentang gejala seperti:
– Panas.
– Gatal.
– Sudah berapa lama gejala berlangsung.
– Kapan mulai muncul.
– Faktor yang memperberat gejala.
– Apakah pernah berganti pasangan seks.
– Keluhan saat berhubungan.
– Riwayat penyakit menular seksual sebelumnya.
– Riwayat penyakit kulit pada keluarga.
– Riwayat keluarga yang mengidap kanker kelamin.
– Riwayat penyakit yang lainnya misal diabetes, hipertensi.
– Riwayat pengobatan atau terapi sebelumnya.
Kista atau abses Bartolini didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, khususnya dengan pemeriksaan ginekologis pelvis. Pada pemeriksaan fisik dengan posisi litotomi, kista terdapat dibagian unilateral, nyeri, fluktuasi dan terjadi pembengkakan yang eritem pada posisi jam 5 atau 7 pada labium minus posterior.
Jika kista terinfeksi, pemeriksaan kultur jaringan dibutuhkan untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab abses dan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi akibat penyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan Chlamydia. Untuk kultur diambil swab dari abses atau dari daerah lain seperti serviks. Hasil tes ini baru dapat dilihat setelah 48 jam kemudian, tetapi hal ini tidak menunda pengobatan. Dari hasil tes ini dapat diketahui antibiotik yang tepat yang perlu diberikan. Biopsi dapat dilakukan pada kasus yang dicurigai terjadinya keganasan.