Terbatasnya stok darah jenis tertentu, semakin banyaknya orang yang membutuhkan transfusi darah, dan lamanya proses pencocokkan jenis darah antara donor dan penerimanya adalah beberapa masalah serius yang harus dihadapi masyarakat jika ingin melakukan transfusi darah. Semua hal ini membutuhkan usaha yang berat dalam menemukan jenis darah yang tepat dengan tepat waktu. Sebagai jalan keluarnya, kini para peneliti sedang mengembangkan produk ‘sel darah merah universal’ yang dapat menghapuskan keharusan untuk mencocokkan jenis darah dengan penerimanya sebelum transfusi darah dilakukan. Laporan tentang pengembangan ini dimuat dalam Jurnal ACS mengenai Biomacromolecules pada tanggal 9 Maret 2011.
Maryam Tabrizian dan koleganya mencatat bahwa setiap transfusi darah membutuhkan kecocokan antara pendonor dengan penerima donor. Hal ini menjadi sulit ketika mengingat terdapat 29 jenis sel darah yang berbeda, termasuk yang paling dikenal seperti jenis ABO dan Rh. Transfusi jenis darah yang salah dapat menyebabkan reaksi imun yang serius dan dapat menyebabkan kegagalan organ atau kematian. Maka dari itu, sejak dulu para peneliti mencari cara untuk menciptakan sel darah merah yang bisa dipakai untuk ditransfusikan ke semua jenis darah, sehingga tidak bergantung lagi kepada jenis darah yang mahal atau donasi dari jenis darah tertentu.
Untuk mengembangkan sel darah merah yg universal (dapat diterima oleh semua resipien) ini, para peneliti menemukan teknik ‘immunocamoflage’, teknik yang menyembunyikan sel-sel darah merah dari antibodi dan dapat mengurangi reaksi imun yang berpotensi fatal jika jenis darah yang ditransfusi tidak cocok satu sama lain. Cara kerja dari teknik ini adalah dengan cara ‘membungkus’ setiap sel darah merah yg hidup dengan ‘pembungkus polimer’. ‘Pembungkus’ tersebut berfungsi sebagai perangkat pengalih perhatian, dengan begitu, para peneliti membuat sel darah merah tersebut tidak terlihat oleh sistem imun seseorang dan mampu menghindari deteksi juga penolakan. Oksigen masih bisa menembus ‘pembungkus polimer’, sehingga sel-sel darah merah masih dapat menjalankan fungsi utamanya dalam menyediakan oksigen ke dalam tubuh. Penelitian ini menjadi langkah penting dalam pengembangan produk ‘sel darah merah universal’ yang nantinya dapat menyelamatkan ribuan orang yang membutuhkannya di seluruh dunia dengan lebih cepat dan tepat.