Pengertian Bayi
Bayi adalah individu yang lahir di dunia. dalam keadaan terbatas maka indivudu terbaru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. bayi baru lahir normal adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup diluar kandungan.
ketika bayi dilahirkan, bayi begitu rentan terkena barbagai penyakit. maka dari itu bayi diberikan vaksin-vaksin yang berfungsi sebagai sistem imunitas yang bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan normal.
Pada hakekatnya, bayi yang baru lahir memiliki sistem imun sendiri dari tubuhnya, namun seiring perkembangan zaman. dibuatlah vaksin pencengah penyakit infeksi pada bayi.
Pemberian vaksin tersebut di sebut imunisasi, yaitu upaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi secara aktif terhadap suatu penyakit. Beberapa vaksin yang biasa diberikan pada bayi adalah vaksin BCG, DPT, Polio, HB, Campak. Dalam artikel ini kita akan membahas hanya tentang vaksin BCG saja.
Vaksin BCG (Bacillus Calmete Guerin)
Merupakan vaksin pencegah penyakit TBC atau Tuberkulosis. Vaksin ini diberikan pada bayi usia 0-12 bulan dalam pemberiannya vaksin diberikan secara Intramuskuler sebanyak 0, 05 cc cukup 1 kali.
Penyuntikan dilakukan pada jaringan kulit lengan atas.vaksin ini juga memiliki efek samping yaitu selama dua minggu terjadi pembengkakan kecil, merah pada penyuntikan yang kemudian akan menjadi abses kecil dengan garis tengah 10 mm.
Bayi yang memenuhi syarat untuk diberikan imunisasi BCG adalah :
1. Anak yang diimuniasasi harus dalam keadaan sehat
2. Imunisasi BCG tidak berlaku pada anaka yang menderita penyakit kulit yang lama, TBC, dan panas tinggi
Imunisasi ini bermanfaat agar bayi terhindar dari penyakit dan mempunyai ketahanan terhadap penyakit TBC, mencegah penderitaan yang disebabkan penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
Imunisasi ini dikatakan berhasil jika bayi muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4 sampai 6 minggu dan tidak menimbulkan nyeri, bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.
Jika bisul tidak muncul jangan cemas. bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara penyuntikannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke bawah kulit.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi BCG, diantaranya adalah pengetahuan ibu dan ayah, pekerjaaan ibu atau ayah, umur ibu atau ayah, sikap ibu dan ayah dan status ekonomi keluarga. Beberapa faktor ini berperan penting dalam pemberian imunisasi.
Pengetahuan
Faktor pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berprilaku, dikatakanya juga bahwa perubahan pengetahuan tidak akan menyebabkan perubahan prilaku, namun hubungna positif antara dua variabel ini telah banyak diperhatikan.
Bahwa pengetahuan yang dapat mempengaruhi sikap, niat dan prilaku adalah pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi BCG Bagi Bayinya. Ibu yang pempunyai pengehuan tentag pentingnya pemberian imunisasi akan mempunyai kesadaran untuk memberikan imunisasi BCG kapada anaknya.
Semakin tinggi tingkat pemahaman atau pengetahuan seorang ibu maka makin besar peluang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan anaknya salah satunya memberikan imunisasi pada anaknya.
Tingkat pengetahuan ibu yang di teliti meliputi informasi tentang pemberian imunisasi BCG pada bayinya, dan kapan waktu pemberian yang tepat untuk pemberian imunisasi BCG. Pengetahuan adalah cara-cara pandang seorang terhadap objek pengetahuan tersebut.
Menurut penelitian Gellin dkk tahun 2000, DIdapati bahwa sebagian besar (86,9%) orang tua masih beranggapan bahwa imunisasi merupakan program yang sangat penting. Begitupun kesalah pahaman tentang program ini di dapati cukup besar pula.
Hal ini karena kurangnya minat ibu-ibu untuk mengetahui tentang imunisasi atau juga karena kurangnya penyuluhan yang mereka terima, meskipun kebanyakan ibu-ibu mengaku memperoleh informasi dan tahu tentang imunisasi dari posyandu.
Pekerjaan Ibu
Batas ibu yang bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan aktifitas ekonomi mencari penghasilan baik di sektor formal maupun informal yang dilakukan secara reguler diluar rumah.tentang aktifitas ibu yang bekerja akan berpengaruh terhadap waktu yang di miliki ibu untuk memberi pelayanan atau kasih sayang terhadap anaknya.
Ibu yang bekerja mempunyai resiko mengimunisasikan anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja di sebabkan kurangnya informasi yang di terima ibu rumah tangga di bandingkan ibu yang berkerja.
Menurut penelitian, ibu yang berkerja tidak mempunyai peluang untuk mengimunisasikan bayinya di bandingkan dengan ibu yang tidak berkerja . Berdasarkan penelitian Suharsono dan strobino tahun 2003 menyimpulkan bahwa ibu yang tidak berkerja akan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mengurus anaknya di bandingkan ibu yang berkerja, khususnya dalam mengajak imunisasi.
Ibu yang berkerja tidak cukup waktu atau bahkan lupa pada hal tersebut. Hasil analisis strobino, dkk tahun 2000 menunjukan 32% bahwa ibu yang berkerja setiap membawa anaknya keposyandu untuk imunisasi, sementara 66% ibu yang statusnya ibu rumah tangga atau tidak berkerja membawa anaknya ke posyandu untuk imunisasi.
Umur Ibu
Umur ibu perpengaruh dengan kelengkapan pemberian imunisasi, di mana ibu-ibu yang berusia kurang dari 25 tahun imunisasi anaknya tidak lengkap disebabkan oleh ketidak tahuan akan pentingnya imunisasi anaknya lengkap, tetapi pada umumnya ibu-ibu yang berusia lebih dari 25 tahun mempunyai anak yang banyak, sehingga ibu-ibu tersebut akan sibuk untuk mengurus anaknya yang lain.
Sikap Ibu
Sikap adalah suatu determinasi dari perilaku, suatu kecenderungan untuk merespon apabila seseorang yang mempunyai sikap, umumnya mengetahui apa yang akan dilakukan apabila bertemu dengan objeknya. Ibu yang mempunyai sikap setuju terhadap program imunisasi BCG akan lebih mempunyai kesadsaran untuk memberikan imunisasi BCG pada anaknya.
Status ekonomi
Status ekonomi sangat mepengarui kesehatan diantaranya imunisasi dan kesehatan anak, karena tingkat status ekonomi yang rendah akan mempengarui kemampuan dan kemauan untuk melakukan pemberian imunisasi anaknya kepada petugas kesehatan. Makin tinggi tingkatan ekonomi semakin tinggi daya beli masyarakat terhadap palayanan kesehatan anak.
Pendidikan Ibu
Semakin tinggi pendidikan ibu, maka cakupan imunisasi anaknya semakin lengkap. Ini di sebabkan pendidikan lebih tinggi mempengarui banyaknya informasi mengenai imunisasi dari lingkungan pendidikanya sehingga mempermudah menerima informasi imunisasi.
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat di perlukan untuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasi sangat di pengarui oleh tingkat pendidikan ibu.