Sudah lama konsumen MPV Kompak disodori model yang kurang menarik. Alasannya klise, yang dibanderol dengan harga Rp 150-200 juta, sulit bagi produsen untuk memberikan value lebih tinggi pada produknya. Pasar pun dikuasai oleh Avanza-Xenia yang monoton.
Sampai akhirnya Suzuki melansir Ertiga. MPV yang dikembangkan untuk pasar Indonesia ini mendulang sukses. Bahkan, medioker seperti Chevrolet pun luncurkan Spin dengan penampilan radikal.
Geliat berikutnya ditunjukkan oleh Honda. Honda terkenal dengan produk yang kemahalan. Memang, tidak sampai ditinggal oleh loyalisnya. Namun jika dibiarkan, penjualannya tidak akan meningkat. Honda perlu amunisi, dan masuk ke sektor MPV Kompak adalah pilihan yang tepat.
Saat world premiere di ajang IIMS 2013 lalu, Honda memberi harapan pada harga Mobilio yang di rentang Rp 150-180 jutaan. Jelas sangat menggiurkan. Dan sekarang, untuk memenuhi segmen paling mahal, disiapkan Mobilio Prestige dengan harga di kisaran Rp 190 jutaan.
Secara penampilan, Prestige tidak diferensial dari tipe E yang pernah kami kupas di edisi sebelumnya. Walau terlihat jejak Brio, tapi tampangnya masih terlihat penuh gaya dan dinamis. Nah, pembeda dari tipe E adalah hadirnya lis krom mewah mengelilingi foglamp.
Mengarah ke bagian belakang, tampak siluet body yang kokoh. Honda seperti ingin menunjukkan bahwa desain MPV Kompak tidak harus biasa saja. Pembeda dari model di bawahnya terlihat pada desain pelek baru dan door lower garnish berlapis krom mewah.
Dengan dibalutnya Buritan Prestige jelas terlihat modern dan dinamis. Roof spoiler menyatu bodi adalah bukti atensi Honda pada detail. Unik dan menguatkan aroma sporty. Prestige ditambahkan ornamen rear license garnish dan exhaust pipe finisher. Dari berbagai sentuhan tersebut, Honda ingin menegaskan kelas dari tipe Prestige ini.
Masuk ke bagian dalam mobil, kesan modern langsung menyambut dengan desain dari dasbor Mobilio. Memang, beberapa panel masih mengingatkan pada Brio. Kendati demikian, tetap menyajikan pola yang memikat. Dan pembeda dari model di bawahnya adalah tersedianya head unit berupa monitor double DIN touchscreen. Guna memudahlan pengemudinya, disediakan kamera parkir via monitor tersebut.
Berbicara mengenai penyesuaiannya, suka atau tidak, keterbatasan dimensi pasti akan mengurangi daya angkutnya. Hal serupa juga terjadi pada rivalnya. Apalagi atap Mobilio terbilang rendah. Namun, ruang kaki baris kedua dan ketiga masih memadai.
Tidak hanya itu saja, proses lipat bangku Mobilio ini mudah. Akses ke belakang cukup baik. Meskipun demikian, bangku belakang hanya dapat dilipat ke depan layaknya Toyota Avanza, dan disediakannya AC diatas bangku depan untuk memberi kenyamanan bagi pengendaranya.
Nantinya, Mobilio akan menggendong mesin 1.496 cc 4 silinder bertenaga 118 dk. Terbesar di kelasnya dan menjanjikan performa yang kuat. Sebagai penerus daya, Prestige hanya memiliki pilihan transmisi otomatis CVT. Sandingkan dengan posisi duduk mantap khas Honda, terbayang nikmatnya berkendara Prestige. Meski untuk itu kami harus membuktikannya dulu.