Dasar Kelainan : Kerusakan eritrosit dan trombosis pembuluh darah.
I. Diagnosis
Masa inkubasi : 10-28 hari tergantung dari jenis plasmodium.
A. Keluhan Pokok
- Keluhan periodik klasik dan khas berurutan :
- Menggigil/dingin –> Panas –> keringat –>lalu apireksi
- Kadang-kadang perioditas tidak jelas, hanya jelas pada awalnya.
- Malese
- Anoreksi – Mual – Muntah
- Sefalgi, pusing
- Mialgi
- Nyeri tulang-tulang
B. Tanda penting
- Splenomegali
- Anemi
Gambaranklinik karateristik malaria :
- Demam periodik yang khas
- Splenomegali
- Anemi
C. Pemeriksaan Laboratorium
- tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dalam eritrosit.
- Pemeriksaan serologis
Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence
D. Pemeriksaan khusus
- PCR (polymerase chain reaction)
- ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)
- Radiommunoassay (RIA)
II. Komplikasi
- malaria serebral
- Edema paru
- Malaria algida/kolaps
- Black water fever
- Anemi hemolitik
- Gagal ginjal akut
- Ruptur lien
- Gejala-gejala gastrointestinal
- Dehidrasi
- Gangguan hati
III. Penatalaksanaan
A. Terapi Umum
- Istirahat
tidak perlu istirahat mutlak - Diet
Makanan biasa - Medikamentosa
– Obat pertama:
Klorokin basa :- Hari pertama 600 mg, disusul 300 mg setelah 6 jam.
- Hari kedua dan ketiga masing-masing 300 mg atau dosis disedsrhanakan menjadi 2 x 300 mg/hari. Dosis total 1500 mg.
Pada plasmodium vivax ditambahkan primakin 15 mg/hari selama 14 hari hari diberikan bersama atau setelah pemberian klorokin, sedangkan pada P. falciparum diberikan 3 sampai 5 hari saja untuk mensterilkannya.
– Obat Alternatif- Amodiakin 3 x 200 mg hari pertama, disusul 2 x 200 mg pada 2 hari berikutnya.
- Sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar) dosis tunggal 2 – 3 tablet.
- Kina (Quinine sulfat) 3 x 650 mg oral selama 7 – 14 hari
- Meflokoin 15 sampai 25 mg/kg BB, dosis tunggal peroral atau terbagi dalam 2 dosis setiap 12 jam.
- Halonfantrin dengan dosis 500 mg tiap 6 jam, total 1500 mg.
- Qinghaosu, kinghaosu, dan Pironaridin.
Beberapa antimikroba dapat digunakan untuk malaria yaitu:
- Tetrasiklin 4 x 250 mg/hari, 7 – 10 hari
- Doksisiklin 2 x 100 mg/hari, 7 hari
- Klindasimin 3 x 300 mg/hari, 7 – 10 hari
- Spiramisin 3 x 500 mg
- Rifampisin 1 x (450 – 600) mg
- Flouroquinolon
- Sulfanamid
Jenis pengobatan malaria :
A. Kemoprofilaksis
jarang dilakukan
B. Pada keadaan akut- Klorokin basa (lihat pada terapi umum di atas). Apabila terpaksa diberi obat secara parentral, diberikan klorokin 200 mg IM/6 jam, maksimal 800 mg/hari.
- Kina sulfas.
Kina HCl dalam NaCl fisiologis/dextrosa 5% dalam waktu 4 jam infus dan diulangi 12 jam kemudian, maksimal 1800 mg/24 jam.
C. Terapi supresif, agar tidak timbul serangan malaria. jenis obat yang digunakan :
- Klorokin untuk :
- Pendatang sementara ke daerah endemis. Dosis klorokin: 300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat, selama berada di lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.
- Penduduk di daerah endemis dan penduduk baru yang akanm menetap tinggal, dianjurkan menelan klorokin 300 mg/minggu selama 6 tahun atau amodiakin 600 mg/2 minggu.
- Semua penderita demam di daerah endemis diberi klorokin dosis tunggal 600 mg. Bila di daerah itu plasmodium falsiparum sudah resisten terhadap klorokin, ditambahkan primakin sebanyak 3 tablet.
2. Mepakrin 100 mg/hari dimulai 2 minggu sebelum sampai hingga 4 minggu setelah keluar dari daerah endemis tersebut.
3. Pirimetamin (Daraprim) 50 mg/minggu sampai dengan 4 minggu setelah meninggalkan daerah tersebut.
4. Proguanil 100 mg/hari atau 300 mg dosis tunggal/minggu sampai dengan 4 minggu setelah kembali.
5. Kina 1 tablet (250 mg)/hari sampai dengan 4 minggu setelah meninggalkan lokasi
D. Terapi radikal, untuk menghilangkan seluruh parasit malaria dalam tubuh, diberikan obat :
- Klorokin, seperti terapi akut bersama dengan primakin 15 mg selama 14 hari.
- Pirimetamin + sulfadoksin (FANSIDAR) plus primakin.
E. Terapi kasus-kasus khusus
- Malaria serebral, dirawat di ruangan perawatan intensif (ICU). Obat diberikan parentral adalah :
- Klorokin 200 mg IM, diulangi 6 jam kemudian. Dosis maksimal 800 mg/hari, hati-hati!
- Kina hidroklorida dalam NaCl fisiologis/dextrosa 5% dalam waktu 4 jam, diulangi 12 jam kemudian. Dosis maksimal 1800 mg/24 jam. kalau sudah sadar diteruskan dengan pemberian peroral 3 x 650 mg – 7 hari sejak hari pertama pemberian.
- Kinidin (isomer kina) 15 mg basa/kg BB dalam larutan seperti pada kina. Dilanjutkan peroral setelah sadar.
- Dekstran molekul rendah, 500 cc/24 jam
- Bila ada hipoglikemi, diberikan 50 ml glukosa 40% IV, lalu diteruskan dengan dekstrose 10%.
- Ada yang berhasil dengan pentoksifilin 600 mg/hari plus kini dan klindasimin
- Bila kejang-kejang diberikan : fenobarbital 3,5 mg/kg BB: Diazepam 10 -20 mg/IV atau klorpromazin 50 – 100 mgIM
- Pentoksifilin 600 mg/hari
- Kinin + klindasimin
2. Gagal ginjal akut
Perlu dipertimbangkan hemodialisis secepatnya, pengaturan cairan dan elektrolit
3. Malaria biliosa
Tidak ada tindakan khusus. Kina dapat diberikan 20 mg/kg.
4. Hipoglikemi
Apabila kadar gula darah sangat rendah (40 mg%), segera berikan 40 – 50 ml dekstrosa 40% bolus, lalu dilanjutkan glukosa 10%/infus. Dapat juga diberikan obat yang menekan prodoksi insulin sepereti diazoxide, glukagon atau somastatin analogue
5. Malaria Algid
Terutama ditujukan untuk mengatasi syok yang ada
6. Edema paru
Karena edema paru umumnya fatal, yeng terpenting adalah pencegahannya seperti : pemberian cairan harus hati-hati, transfusi darah pelan-pelan, pemberian diuretika
7. Anemi berat
Transfusi darah pelan-pelan (lebih baik darah segar) bila Hb gr% atau hematokrit turun
8. Black water fever- Harus istirahat
- Menghentikan muntah dengan sedatif atau transkuiliser (klorpromasin, diazepam)
- Bila hipotensi, secepatnya diberi cairan plasma atau darah
- Transfusi bila Hb gr% atau RBC juta/mm3.
- Bila ureum 200 mg%, perlu hemodialisis
- Bila parasitemi tinggi diberikan klorokin atau amodiakin. Bial resisten diberikan sulfadoksin + pirimetamin.
9. Malaria pada ibu hamil
- Klorokin
Dosis seperti terapi umum di atas (600 mg –>300 mg: 300 mg: 300 mg) - Pirimetamin + sulfadoksin (FANSIDAR) 1 x 3 tablet
IV. Prognosis
- Plasmodium vivak dapat menjadi kronis
- Plasmodium falciparum dapat menjadi malaria berat sampai fatal.