Bagi sebagian banyak orang, memodifikasi sebuah mobil terutama sektor mesin harus merelakan waktu agar mobilnya menginap di bengkel untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biasanya dengan cara tersebut, langkah yang diambil adalah dengan melakukan custom.
Berbeda kepada mobil Volkswagen Golf GTI 3-doors kepunyaan David D yang tidak menyukai ‘ribet’ melainkan lebih suka ‘simple’ karena sang owner tidak mau meninggalkan mobilnya lama-lama di bengkel. “Saya modifikasi bagian mesin karena diperuntukan untuk harian. Oleh karena itu, saya mengadopsi semua parts yang sifatnya plug and play.” buka David. “Lagipula akan lebih mudah jika mau ‘distandarin’.” tambahnya.
Awalnya, David hanya memodifikasi dengan mengganti seputaran exhaust system agar tenaga mesin 2.000 cc Turbocharger tersebut dapat meningkat. Tetapi, David masih belum menemukan kepuasan dan mengganti kembali exhaust system dengan label APR berikut dengan ECU. “Exhaust system dari APR memiliki keunggulan yaitu jika berada di dalam mobil, tidak terdengar suaranya. Tetapi jika diluar, bacot banget bos.” tutur pria yang tinggal di seputaran Pluit, Jakarta Utara.
Setelah menikmati perubahan sederhananya, akhirnya David menyerah pada ketidakpuasannya dengan mengganti kembali beberapa parts pada Golf GTI-nya. Kali ini lebih bengis yang kembali lagi memilih APR sebagai label andalannya yaitu Turbo Kit, berikut dengan Carbonio Intake serta Intercooler. “Saya pilih APR karena barang-barang tersebut sudah disesuaikan, dan sudah ada di Indonesia.” tuturnya. Selebihnya, agar putaran mesin semakin enteng, David mengganti pulley bawaan dengan merek Neuspeed.
Puas utak-atik bagian mesin, giliran bagian lain yang diintip. Bagian eksterior pada VW Golf GTI-nya hanya dilakukan perubahan yang sekilas tidak terlihat. Kali ini bertebaran beberapa barang dari Osir berbahan carbon yang dipesan dari negeri Paman Sam, mulai dari kap mesin, lips depan, side skirt, spoiler, spion, dan masih banyak lagi. Untuk pemanisnya bagian buritan, sepasang lampu belakang Golf R berteknologi LED bertengger gagah menggantikan standarnya.
Setelah bagian eksterior mengalami perubahan, giliran kaki-kaki yang kena imbasnya agar mengimbangi performa dari mesin. David menggunakan velg ABT berdiameter 18 inci yang dilingkari dengan si karet bundar dari Toyo Proxes4. Agar mobil semakin nge-grip, David menyematkan coilover dari KW Suspension yang khusus untuk VW Golf GTI. Hasilnya mobil menjadi lebih stabil dan pendek yang juga mendongkrak penampilan. Tidak lupa David mengganti rem bawaan dengan berdiameter lebih besar dari Forged berikut dengan kalipernya.
Pindah ke bagian interior, perubahan juga sekilas tidak terlihat. Hanya mengganti panel tuas perseneling dan pedal dari Osir agar aura sporty lebih nyata. Sedangkan bagian sound system tidak ada yang diganti, melainkan hanya penambahan sepasang subwoofer active yang diletakkan di bagasi.
Dengan semua perubahan dilakukan oleh David terutama pada mesin, kali ini redaksi ingin melakukan uji coba pada performanya dengan mengandalkan jalan lurus pada sesi pemotretan yang tidak terlalu panjang. Diawali posisi transmisi D, tenaga yang ‘sopan’ sangat terasa dan tidak terlalu buas. Begitu posisi S, tenaga bengis seakan lepas begitu saja tanpa batas. Tetapi redaksi menemukan suatu masalah, ketika sudah mencapai kecepatan 120km/jam, seorang satpam pun menegur keras kepada redaksi. Alhasil, kali ini redaksi yang tidak puas hehehe.
“Kali ini saya puas dengan perubahan ini. Top speed pernah mencapai 250 km/jam pada saat turbo masih standarnya.” ucapnya dengan puas. David juga mengaku belum pernah mengukur tenaga di atas mesin dyno. “Mungkin perkiraan 300 hp lebih, dan torsinya mencapai angka 400.” tutupnya.