Setelah banyak melahirkan karya modif xtreme buat customernya, sekarang Agus Sudariswanto dari bengkel Darizt Custom (DC), Jogja buat motor untuk dirinya sendiri. Pilihannya Binter Merzy. Motor ini jika dibiarkan dengan rangka standar enggak nyaman buat dirinya yang berpostur kecil.
Karena itu, rombakan pada bagian rangka jadi yang utama. “Konsepnya sih mengarah ke tracker, tapi karena saya kecil, makanya dipendekin seperti ini,” buka Agus sambil tertawa.
Memang pada umumnya tracker mempunyai postur yang lebih tinggi dibandingkan ini. Menurut Agus lagi, jika ketinggian, bisa-bisa jinjit saat berhenti di lampu merah. Maklum saja posturnya hanya sekitar 160 cm.
“Selain itu untuk saya motor ini juga terasa berat. Setelah dipelajari terbukti posisi mesinnya yang terlalu maju sehingga berat tadi,” tambah ayah dua anak ini.
Ini yang menjadi tugas pertama. Karena mesin maju dirasa kurang nyaman, maka harus dibuat mundur. Center of gravity digeser. Agus mengakalinya dengan dua cara. Di depan dan belakang.
“Untuk wilayah depan, rangka dipanjangin sehingga komstir lebih maju sekitar 5 cm,” lanjut pria 38 tahun ini. Dia menggunakan pipa yang ukurannya sama dengan diameter pipa standar Merzy.
Sedangkan untuk belakang, lengan ayun yang kena amputasi. “Bagian depan swing arm dipotong, juga sekitar 5 cm,” bebernya panjang-lebar.
Akibat perlakuan seperti ini, posisi mesin menjadi mundur dibandingkan posisi awal. “Dengan begini, motor lebih nyaman diajak bermanuver, juga ketika diajak turing panjang,” katanya.
Sementara itu rangka yang menjadi dudukan dan pegangan mesin masih menggunakan aslinya. Efek lain dengan perlakuan seperti ini motor terlihat sedikit bantet bin padat. Beda jauh dengan kondisi standar si KZ200.
Langkah modifikasi yang cukup unik juga dilakukan pada sok belakang. Asli nya ini copotan dari Honda Mega Pro. Tapi bentuk pernya beda ya?
“Memang bagian per sudah dicustom, pakai pegas yang nemu di pasar loak. Pokoknya sekarang jarak antar lingkar per sudah menjadi lebih lebar,” kata pemilik bengkel di Jl. Kaliurang, Km 7, Plamburan, Jogja ini.
Keunikan lainnya pasti bisa ditebak dari bentuk dan model lampu. Baik untuk lampu depan maupun belakang. “Itu murni dibuat sendiri, basicnya ngambil dari fog lamp atau lampu kabut mobil,” ujarnya. Terlihat unik karena lampu tadi tampak seperti tertanam pada bodi motor.
Trik Warna Klasik
Aliran modifIkasi yang dipilih Agus ini memang mengarah pada tampilan klasik. Paling tidak bergaya lawas. Sekitar periode ’60 atau ’70-an. “Karena itulah urusan warna harus mengacu pada kelir klasik, jangan yang terlalu mengilap atau ngejreng gaya masa kini,” tambahnya berbagi ilmu.
Tapi, supaya enggak lari dari warna identitas Kawasaki yang hijau, tetap dipertahankan. “Ijonya dibuat lebih tua, sudah pasti beda dengan kebanyakan Kawasaki sekarang,” ungkapnya dengan dialek Jawa yang cukup medhok. Kelir tadi menjalar sampai sokbreker depan dan belakang.
Supaya terlihat lebih modif, diberi kombinasi dengan putih. “Ditambah lagi dengan list atau garis merah yang membatasi keduanya, maka sekarang terlihat jauh lebih simpel dengan tetap berkesan klasik,” yakin pria ramah ini. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Dunlop 300-18
Ban belakang: IRC 130/70-17
Pelek: Excel Takasago
Setang: Custom
Tangki: CB K3
DC: (0274) 7002552