Tips Cerdas Mengoptimalkan Perkembangan Otak Sang Bayi

 

Tips Cerdas Mengoptimalkan Perkembangan Otak Sang BayiLUTIMNEWS.COM – Saat seorang bayi mulai tumbuh saat itulah otak bayi akan berkembang dengan pesat. Saat inilah sang bayi akan banyak belajar di mulai dari kemampuan motorik, bahasa, emosi, sosial, dan lain-lain. Ini adalah waktu yang tepat bagi Anda untuk memberikan rangsangan kepada buah hati Anda agar perkembangan otaknya bisa optimal.

Mengoptimalkan perkembangan otak bayi dan anak berarti juga mengoptimalkan kecerdasannya. Untuk mengoptimalkan kecerdasan bayi dan anak, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua, yaitu:

 

1. Memberikan nutrisi yang terbaik

Agar perkembangan otaknya bisa optimal, bayi dan anak memerlukan nutrisi yang baik dan cukup. Selain untuk menunjang perkembangan otaknya, nutrisi atau zat gizi tersebut juga diperlukan untuk menunjang perkembangan tubuhnya secara keseluruhan.

 

Untuk bayi usia 0-6 bulan, berikanlah ASI ekslusif, karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Selain lebih mudah diserap bayi, kandungan nutrisi dalam ASI juga sangat lengkap dan sempurna untuk menunjang tumbuh kembang bayi.

Di dalam ASI, terkandung sejumlah zat gizi penting yang diperlukan untuk memaksimalkan perkembangan otak, yaitu taurin, laktosa, dan asam lemak tak jenuh ganda, seperti DHA, AA, Omega-3 dan Omega-6.

 

Keutamaan lainnya adalah dengan eksklusif menyusui bayi, maka sistem kekebalan tubuh bayi juga akan jadi lebih baik, sehingga ia tidak mudah sakit. Bila bayi jarang sakit, maka tumbuh kembang tubuh dan otaknya juga akan jauh lebih baik dan optimal.

Setelah 6 bulan, pemberian ASI masih tetap diperlukan, dan bila memungkinkan dapat diteruskan hingga 2 tahun. Namun, pada masa 6 bulan ke atas ini, bayi juga perlu diberi makanan tambahan lainnya, yaitu makanan pendamping ASI (MPASI) agar kebutuhan dan kecukupan nutrisinya terpenuhi.

BACA JUGA:  Tips Menjadi Pribadi Menyenangkan Dalam Pergaulan Sehari-hari

Pada usia 6 bulan ke atas, Anda mulai dapat memperkenalkan makanan yang teksturnya lebih padat kepada bayi, yang mengandung gizi lengkap dan seimbang, berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Menginjak usia 1 tahun, anak Anda sudah boleh diperkenalkan dengan aneka makanan lainnya, dengan menu yang lebih variatif, dan tekstur yang hampir sama dengan tekstur makanan untuk orang dewasa.

Meskipun mungkin Anda akan menemui banyak kendala saat pemberian makan kepada bayi atau anak Anda, namun usahakanlah untuk terus memberikan makanan dengan gizi yang lengkap dan seimbang guna menunjang tumbuh kembang tubuh dan otaknya.

2. Bayi dan anak berada dalam suasana lingkungan yang aman dan nyaman

Sebagai orang tua, Anda harus memastikan bahwa bayi dan anak Anda berada dalam lingkungan yang baik, aman, nyaman, dan penuh kasih sayang. Kondisi lingkungan yang seperti itu akan sangat baik bagi perkembangan otak bayi dan anak Anda.

Jauhkan buah hati Anda dari suasana lingkungan yang tidak nyaman seperti stres, trauma, sering diabaikan (tidak dipedulikan) atau kurang mendapatkan kasih sayang. Menurut berbagai penelitian, bayi dan anak yang sering berada dalam lingkungan yang stres, traumatik, kurang diperhatikan dan kurang mendapatkan rasa aman dan nyaman, maka bagian otaknya -terutama bagian otak yang berkaitan dengan emosi- akan berukuran 20-30% lebih kecil dari ukuran normal.

Saat stres, otak bayi dan anak akan merespon kondisi lingkungan yang stres tersebut dengan mengeluarkan senyawa kortisol. Senyawa ini bisa menghambat perkembangan otak bayi dan anak Anda.

BACA JUGA:  Tips Dandan Memakai Jilbab

3. Beri kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya

Bayi dan anak Anda juga perlu bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Jangan biarkan mereka merasa diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya, karena bisa berdampak buruk pada perkembangan otaknya nanti.

Bila bayi dan anak balita sering diabaikan atau kurang mendapatkan kehangatan dari orang-orang di sekitarnya, maka dampaknya adalah, membran otak anak, yaitu korteks dan limbik yang mengontrol kemampuan untuk berpikir, dan membantu mengatur respon emosi tidak berkembang dengan normal. Memberikan kesempatan bayi dan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya selain akan membuat mereka jadi lebih bahagia dan gembira, juga bermanfaat bagi perkembangan kemampuan sosialnya.

4. Perkenalkan dengan hal-hal yang baru

Biarkan mereka bereksplorasi dengan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya. Otak akan banyak belajar bila diperkenalkan dengan hal-hal yang baru. Mengeksplorasi hal-hal baru dapat menguatkan koneksi sel-sel otak yang sudah ada, dan merangsang sel-sel otak untuk membentuk banyak sinaps-sinaps otak yang baru.

Meskipun demikian, jangan overstimulasi atau terlalu banyak memperkenalkan hal baru kepada bayi dan anak Anda. Karena overstimulasi justru akan membuat bayi dan anak menjadi stres, yang justru akan berdampak tidak baik bagi perkembangan otaknya.

5. Sering berbicara dan mengajak bermain

Berbicara dan mengajak bayi dan anak bermain juga mampu mengoptimalkan perkembangan otaknya. Seringlah menceritakan banyak hal kepada bayi dan anak Anda meskipun ia masih belum terlalu mengerti dengan apa yang Anda ceritakan. Jangan lupa untuk selalu merespon ocehannya, dan saat ia berbicara, usahakanlah untuk selalu membuat kontak mata dengan bayi atau anak Anda.

BACA JUGA:  Tips Agar Terhindar dari Kebiasaan Lebay

Lakukan juga aktivitas-aktivitas menyenangkan lainnya bersama bayi dan anak Anda, seperti bermain ci luk ba, membacakan buku, tersenyum, tertawa bersama, memeluk, bernyanyi, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Interaksi-interaksi yang menyenangkan seperti itu akan membangun koneksi antara sel-sel otak yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan bahasa dan emosional bayi dan anak.

Bayi dan anak Anda juga akan jadi lebih ceria, senang, tenang dan nyaman, di mana kesemuanya itu akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan otak dan kecerdasannya.

6. Batasi televisi

Batasi televisi, jangan gunakan televisi sebagai babysitter bagi bayi dan anak Anda. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak terpapar televisi justru menimbulkan dampak yang tidak baik bagi perkembangan otak bayi dan anak.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa durasi menonton televisi untuk anak usia lebih dari 2 tahun sebaiknya adalah tidak lebih dari 2 jam per hari, sementara untuk bayi di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dulu dengan televisi. Di tahun-tahun pertama kehidupannya, bayi dan anak lebih membutuhkan interaksi langsung dengan orang-orang di sekitarnya, bukan dengan televisi.

Beberapa cara sederhana di atas dapat membantu Anda untuk mengoptimalkan tumbuh kembang otak bayi dan anak Anda. Selain itu, manfaat lain yang bisa diperoleh adalah kedekatan antara anak dan Anda sebagai orang tuanya akan semakin terjalin erat.