Pengobatan Penyakit Asma


Pengobatan Penyakit AsmaPada prinsipnya, penatalaksanaan serangan penyakit asma (status asmaticus) dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu dengan pemberian bronchodilator, kortikosteroid dan pemberian oksigen. Nah, pada artikel ini kita akan membahas masing-masing pilihan pengobatan dan penatalaksanaan asma tersebut dengan seksama.

Pemberian Bronchodilator

Tidak digunakan alat-alat bronchodilator secara oral, tetapi dipakai secara inhalasi atau parenteral. Jika sebelumnya telah digunakan obat golongan simpatomimetik, maka sebaiknya diberikan aminofilin secara parenteral sebab mekanisme yang berlainan, demikian sebaliknya, bila sebelumnya  telah digunakan obat golongan Teofilin oral maka sebaiknya diberikan obat golongan simpatomimetik secara aerosol atau parenteral.

 

Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin, Ispenturin, Fenoterol ) mempunyai sifat lebih efektif dan masa kerja  lebih lama serta efek samping kecil dibandingkan dengan bentuk non selektif (Adrenalin, Efedrin, Isoprendlin).

 
  • Obat-obat bronkhodilatator serta aerosol bekerja lebih cepat dan efek samping sistemik lebih kecil. Baik digunakan untuk sesak nafas berat pada anak-anak dan dewasa. Mula-mula diberikan 2 sedotan dari suatu metered aerosol defire (Afulpen metered aerosol). Jika menunjukkan perbaikan dapat diulang tiap 4 jam, jika tidak ada perbaikan sampai 10 – 15 menit berikan aminofilin intravena.
  • Obat-obat bronkhodilatator simpatomimetik memberi efek samping takhikardi, penggunaan perentral pada orang tua harus hati-hati, berbahaya pada penyakit hipertensi, kardiovaskuler dan serebrovaskuler. Pada dewasa dicoba dengan 0,3 ml larutan epineprin 1 : 1000 secara subkutan. Anak-anak 0.01mg / kg BB subkutan  (1mg per mil ) dapat diulang tiap 30 menit untuk 2 – 3 x tergantung kebutuhan.
  • Pemberian Aminophilin secara intrvena dosis awal 5 – 6 mg/kg BB dewasa/anak-anak, disuntikan perlahan-lahan dalam 5 – 10 menit. untuk dosis penunjang 0,9 mg/kg BB/jam secara infus. Efek samping TD menurun bila tidak perlahan-lahan.
BACA:  Penyakit Pes

Pemberian Kortikosteroid

Jika pemberian obat-obat bronkhodilatator tidak menunjukkan perbaikan, dilanjutkan dengan pengobatan kortikosteroid . 200 mg hidrokortison atau dengan dosis 3 – 4 mg/kg BB intravena sebagai dosis permulaan dapat diulang 2 – 4 jam secara parenteral sampai serangan akut terkontrol, dengan diikuti pemberian 30 – 60 mg prednison atau dengan dosis 1 – 2 mg/kg BB/hari secara oral dalam dosis terbagi, kemudian dosis dikurangi secara bertahap.

Pemberian Oksigen

Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2  2-4 liter/menit dan dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran seperti Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki dehidrasi, maka intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai dengan prinsip rehidrasi, antibiotik diberikan bila ada infeksi.

BACA:  Diagnosis dan Penalaksanaan Pada Penyakit Hiperfungsi Korteks Glandula Suprarenalis

Demikianlah penjelasan lengkap tentang cara pengobatan penyakit asma. Semoga bermanfaat.