Istilah hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan, sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid itu sendiri.
Tirotoksikosis dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
- Kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme.
- Kelainan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Pemeriksaan yang paling penting untuk membedakan kedua kategori ini adalah pemeriksaan radioactive iodine uptake (RAIU). Dan kasus-kasus hipertiroidisme, yang paling banyak dan paling penting adalah penyakit Graves. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua golongan umur namun paling banyak pada dekade 3-5.
Istilah penyakit Graves diambil dari nama Robert J. Graves, MD (1830), sebuah penyakit autoimmune dengan ciri utama hipertiroidisme karena autoandibodi dalam sirkulasi.
Thyroid stimulating immunoglobulins (TSIs) terikat pada dan mengaktivasi reseptor thyrotropin, menyebabkan kelenjar thiroid untuk bertumbuh dan folikel thyroid meningkatkan sintesis dari hormon thyroid.
Epidemiologi Hipertiroidisme
Di Inggris prevalensi hipertiroidisme pada praktek umum adalah 25-30 kasus dalam 10.000 wanita, sedang di rumah sakit didapatkan 3 kasus dalam 10.000 pasien. Di Amerika Serikat 3 kasus dalam 10.000 wanita.
Prevalensi hipertiroidisme 10 kali lebih sering pada wanita dibanding pada pria. Pada wanita ditemukan 20-27 kasus dalam 1.000 wanita, sedang pria 1-5 per 1.000 pria. Data dari Whickham Survey pada pemeriksaan penyaring kesehatan dengan menggunakan Free Thyroxine Index (FT4I) menunjukkan prevalensi hipertiroidisme pada masyarakat sebanyak 2%. Sebanyak 60 – 80% hipertiroidisme adalah akibat penyakit Graves.