Tunggangan kuda besi milik Suhardi yang berprofesi sebagai anggota polisi DITPOLAIR di Polda Jateng ini menarik dibahas yakni Yamaha Jupiter MX 135. Dari sisi desain, acuan yang coba dianut cukup jelas dan pengerjaan pada seluruh motor tergolong rapi. Terlihat sekilas dari Kawasaki KLX cukup jelas pada motor yang terbalut warna oranye kombinasi hitam ini. Seperti teromol, piringan cakram, lengan ayun dan juga bodi set aplikasi dari kepunyaan KLX. Tapi, jika diperhatikan seksama, ada bagian yang disesuaikan selera pemiliknya.
Namun sebenarnya basic motor Yamaha Jupiter MX 135 tidak begitu mendukung untuk merubah penampilan menjadi trail. Maka dari itu, Suhardi berkonsultasi ke rumah modif Pap & Mam Modified (PMM) di Jl. Kedung Mundu, Semarang, Jawa Tengah. Hasil konsultasi, akhirnya disepakati membuatkan rangka baru.
“Jupiter MX merupakan motor bebek. Untuk itu jika kita ingin merubah penampilan menjadi trail, maka semuanya harus ubah,” papar Hendro yang komandan dari PMM. Tak perlu menunggu lama lagi, seluruh bagian motor dimutilasi, hanya meninggalkan mesin saja.
Desain rangka dibutuhkan kepresisian dalam hal dimensi dan komposisi tampilan motor secara keseluruhan. “Pemilik motor menginginkan tidak terlalu tinggi. Dalam mengiginkan keinginan pemilik motor, ini perlu dibuatkan desain yang pas sehingga tampilan motor tidak kedodoran,” lanjut pria yang mulai fokus pada modifikasi fungsional ini.
Jika paerubaha untuk rangka atas, menggunakan pipa besi yang berdiameter ¾ inci, sedangkan untuk bawah dan sub frame didesain ulang dengan mengandalkan pipa ½ inci. Nah, rangka harus padu saat disandingkan lengan ayun dari KLX.
Dalam menambah kesan sangar dan terlihat kekar, dipasangkan deltabox yang terbuat dari serat fiberglass. Dari fungsi, mungkin tidak begitu besar. Akan tetapi, secara visual dengan adanya sasis ini motor semakin terlihat sangar.
Untuk kaki-kaki, mengandalkan upside down. Ini, dipadukan dengan lingkar roda berdiameter 17 inci untuk depan maupun belakang. “Karena motor lebih banyak dipakai di permukaan aspal, maka ban pakai kembangan buat aspal dan tanah yakni ban Swallow ukuran 100/80-17 untuk depan dan 120/80-15 belakang,” papar modifikator ini.
Tidak hanyanitu, pengecatan diserahkan pada Rief Painting&Airbrush di Jl. Amposari, Kedungmundu, Semarang. Warna oranye khas KTM yang dikombinasikan dengan garis-garis hitam, semakin menonjolkan sisi maskulin dari pacuan. “Warna ini pakai cat Blinken yang ditutup dengan clear Spies Hecker,” tutup Arif sang brusher.