Beberapa Fakta dan Makna Pemberian Angpau Saat Perayaan Imlek


Beberapa Fakta dan Makna Pemberian Angpau Saat Perayaan ImlekAngpau atau hing bao merupakan bingkisan dalam amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah saat perayaan tahun baru Imlek. Meski demikian, sebenarnya angpau bukan hanya sekedar pelengkap saat perayaan Imlek. Pemberian angpau melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik, sehingga pada akhirnya angpau digunakan dalam beberapa perhelatan penting yang bersifat suka cita seperti: pernikahan, ulang tahun, penempatan rumah baru, dan perayaan lainnya.

Walaupun sebagai bentuk perayaan, angpau memiliki aturan dan arti tersendiri. Berikut adalah beberapa fakta dan kriteria pemberian angpau saat perayaan Imlek.

 

1. Dahulu, orang tua kerap memberikan angpau berupa manisan, permen, atau makanan, kepada anaknya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, para orang tua lebih suka memberi uang agar sang anak bisa membeli apa yang ia inginkan.

BACA JUGA:  Tips Agar Tetap Sehat Setelah Imlek

2. Tidak seperti salam tempel dalam perayaan lainnya, angpau hanya boleh diberikan oleh orang yang sudah menikah. Bagi warga Tionghoa, pernikahan merupakan simbol kedewasaan dan kemapanan seseorang, sehingga pada akhirnya mereka yang sudah menikah dianggap mampu secara ekonomi.

 

3. Meskipun telah mapan, mereka yang belum menikah sebaiknya tidak memberikan angpau. Pasalnya, menurut keyakinan, mereka yang memberi angpau, namun belum menikah, justru dipercaya bisa menjauhkan jodoh.

4. Mereka yang sudah dewasa dan mapan, namun belum menikah, masih bisa menerima angpau dari kerabatnya.

 
BACA JUGA:  Tips Menghidangkan Menu Ayam Ungkep Paprika di Hari Raya Idul Adha

5. Mereka yang sudah menikahpun masih bisa menerima angpau, namun hanya dari orang tuanya.

6. Selain diberikan kepada anak-anak, angpau juga wajib diberikan oleh seorang anak yang sudah menikah kepada orang tuanya.

7. Dalam jumlah uang angpau, sebaiknya hindari angka 4, misalnya seperti 4.000, 40.000, atau jumlah yang mengandung angka 4 lainnya. Pasalnya, 4 dianggap sebagai angka sial. Pelafalan angka 4 bisa berarti “mati”, dan hal tersebut dijauhi dalam tradisi ini.

8. Jika 4 merupakan angka yang dijauhi, masyarakat Tionghoa lebih menggunakan 8 sebagai angka yang dipercaya membawa keberuntungan. Pelafalan 8 bisa berarti “kekayaan”. Maka dari itu, angka ini sering digunakan dalam jumlah angpau. Selain 8, isi angpau juga bisa kelipatannya.

BACA JUGA:  Tips Menyiapkan Menu Kari Kambing Spesial di Hari Raya Idul Adha

9. Selain kepercayaan terhadap angka-angka yang bisa mendatangkan keberuntungan, masyarakat Tionghoa juga menghindari jumlah ganjil pada uang angpau yang diberikan.

10. Sebagai salah satu bagian dari doa, kata-kata yang tertulis pada amplop angpau sebaiknya berhubungan dengan kemakmuran, keberuntungan, panjang umur, kesehatan dan sebagainya.

11. Bagi penerima angpau, uang tersebut sebaiknya tidak dibelanjakan. Karena dianggap sebagai pemberian Dewa Cai Shen (Dewa Uang). Sebaiknya angpau tersebut disimpan dalam kantong celana atau dompet.