Lampu LED merupakan singkatan dari bahasa Inggrisnya light-emitting diode yang dalam bahasa kita dikenal dengan Diode pancaran cahaya. Lampu LED memiliki efisiensi yang tinggi sehingga sinarnya tidak panas, lebih terang dan memberikan intensitas cahaya yang lebih baik, memiliki daya tahan lebih lama sekitar 20 kali dari lampu biasa, cahayanya lebih fokus, dan memiliki dimensi kecil.
Jika dibandingkan dengan lampu bohlam halogen, kisaran 18-35 Watt, sementara untuk jenis H4 60/55 Watt. Meski demikian, ada pula kekurangan dari lampu LED. Pertama harga yang tergolong mahal. Contoh untuk lampu Vario FI yang hanya dijual dalam bentuk assy berikut reflektor dan mika mencapai Rp 750 ribu. Sedang LED aftermarket kisaran Rp 200-800 ribu.
Kelemahan kedua ketika hujan dan lewat jalan beraspal, sinar putihnya seperti ditelan kelamnya aspal yang hitam, sehingga pandangan jadi kurang jelas. “Rasanya jadi kurang terang,” ujar Danu, salah satu pengguna Vario 150 eSP yang terpaksa mengganti lampunya pakai model proyektor.
Bikin Silau?
Ada yang mengatakan penggunaan lampu LED bikin silau pengendara dari arah berlawanan. Benarkah? “Lampu standar yang pakai LED sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga pasti tidak menyilaukan,” terang Sriyono. Namun bisa saja menyilaukan, jika setelan terlalu mendongak atau tak sadar mengaktifkan lampu jauh tentunya.
Kalau ini sih lampu biasa pun sama. “Eits, tapi kalau pakai lampu LED aftermarket, kalau salah pilih memang bisa menyilaukan,” terang Fahri Gunawan, pedagang spesialis bohlam LED. Nah soal ini kita bahas khusus di LED aftermarket ya.
Satu lagi yang bikin silau biasanya jenis LED aftermarket yang untuk lampu tembak dengan daya besar, kalau dipasang di motor tentunya sangat menyilaukan pengendara lain. LED aftermarket, mesti pintar memilih agar sinar tetap fokus.