Fungsi Hidung


Fungsi HidungMeski sebelumnya kami sudah menjelaskan beberapa fungsi hidung yang amat luar biasa, tetapi kali ini kita akan lebih mendetail membahas tentang fungsi-fungsi hidung.

Fungsi utama hidung adalah sebagai jalan napas. Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi.

 

Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian akan melewati nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

Fungsi Hidung

Selain sebagai jalan napas kita, hidung juga berfungsi:

 
BACA:  Mengenal Aliran Balik Vena

Sebagai alat pengatur kondisi udara (air conditioning)

Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan suhu.

Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lender (mucous blanket). Pada musim panas, udara hamper jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan sebaliknya.

Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyak pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37 derajat Celcius.

BACA:  Komplikasi dan Prognosis Sindroma Nefrotik

Sebagai Penyaring Udara

Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh:

  • Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
  • Silia,
  • Palut lender (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lender dan partikel – partekel yang besar akan dikeluarkan dengan reflex bersin. Palut lender ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
  • Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, yang disebut lysozime.

Sebagai Indera Penghidu

Hidung juga bekerja sebagai indera penghidu denganadanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga begian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lender atau bila menarik napas dengan kuat.

BACA:  Anatomi dan Fisiologi Hidung

Untuk Resonansi Suara

Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).

Turut membantu proses bicara

Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.

Reflex nasal

Mukosa hidung merupakan reseptor reflex yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan reflex bersin dan napas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pancreas.