Penyakit Cacing Pita adalah salah satu jenis penyakit cacing yang paling berbahaya. Bentuk cacingnya pipih seperti pita, bisa mencapai panjang 3 – 10 meter dan hebatnya walau dipotong-potong, cacing ini masih bisa hidup. Bibit cacing terutama banyak ditemukan didalam daging babi dan daging sapi.
DasarKelainan
Kerusakan jaringan tubuh oleh keberadaan larva cacing pita (Taenia saginata, T, solium, Diphyllobothrium latum, Hymenolepsis nana, Hymenolepsis diminuta dan Dipylidium caninum)
I. Diagnosis
Masa prepaten : 7-12 minggu
Diagnosis pasti : telur/proglotid positif
A. Keluhan Pokok
– Berasal dari daerah endemis
– Umumnya asimptomatis
– Rasa tidak enak dilambung
– Kadang-kadang mual
– Diare, sakit perut, konstipasi
– Pruritus ani
– Takikardi, sesak
– Parestesi
– Berat badan merosot
– Sefalgi, pusing
– Tergantung pada lokasi larva (Sistiserkosis, Ekinokokosis)
– Ada proglotid keluar bersama tinja
B. Tanda Penting
– Parestesi
– Glositis
– Demensi
– Teraba benjolan/nodul subkutan/muskuler
C. Pemeriksaan Laboratorium
– Pemeriksaan tinja untuk telur dan proglotid. Pemeriksaan telur dapat dilakukan dengan dengan cara tes pita selofan
– Anemi megaloblastik makrositik
D. Pemeriksaan Khusus
– Biopsi nodulcysticercosis
– Computerized tomography (CT)
– Magnetic resonance Imaging (MRI)
– Serologik : ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)
II. Komplikasi
Neurosistiserkosis
III. Penatalaksanaan
A. Terapi Umum
1. Istirahat
2. Diet
3. Medikamentosa
– Obat pertama : obat pilihan
- Niclosamide : dosis tungga 1×2 gram dikunyah dahulu
- Praziquantel, dosis 10 mg/kg BB/hari dalam 3 kali dosis selama 15 hari, perut
– Obat Alternatif :
- Mebendazole : dosis 600-1200 mg selama 3-5 hari
- Albendazole :dosis 1×400/hari selama 3 hari
- Paromomisin : 75 mg/kg BB
B. Terapi Komplikasi : –
IV. Prognosis
Tergantung lokasi larva. Pada sistiserkosis serebral, prognosis jelek.;