Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Penyakit Pes


Penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara2 Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia.

Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya.

 
BACA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Penyakit Diabetes Insipidus

Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara.

Dasar kelainan : reaksi radang, endo dan eksotoksin

 

I. Diagnosis

Masa inkubasi 2-8 hari.

a. Keluhan pokok

  • Nyeri di daerah inguinal
  • Demam tiba-tiba, kadang-kadang sampai delirium
  • Mialgi berat
  • Menggigil
  • Ada riwayat terpapar tikus

b. Tanda penting

Tergantung dari bentuknya

  1. Bentuk bubonik
    – Bubo atau pembesaran kelnjar limfe terutama daerah inguinal dan femoral
  2. Bentuk septikemik
    – Pucat
    – Lemah sampai koma
  3. Bentuk pneumonik
    – Batuk-batuk
    – Sesak nafas dengan sputum yang cair
  4. Bentuk meningeal
    – Sefalgi
    – Kaku kuduk
    – Kernig’ sign positif
    – Kejang sampai koma
BACA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Penyakit Hipotiroidisme dan Miksedema

c. Pemeriksaan Laboratorium

  • Biarkan aspirat nodul limfe/darah
  • Hapusan aspirat bubo ditemukan basil Gram negatif
  • Titer antibodi
  • Lekosistosis sampai memberi gambaran reaksi lekomoid (100.000/mm3)
  • Ada tanda PIM/DIC.

d. Pemeriksaan khusus

II. Komplikasi : –

III. Penatalaksanaan

a. Terapi umum

  1. Istirahat
    – Bentuk pneumonik perlu diisolasi
  2. Diet
  3. Medikamentosa
    – Obat pertama 

    • Streptomisin IM 30 mg/kg BB/hari, 3-4 kali/hari suntikan pertama 1 gr.

    – Obat alternatif

    • Tetrasiklin sebagai lanjutan/bersama-sama dengan streptomisin. Dosis 30 mg/kg BB
    • Kloramfenikol : 50 – 75 mg/kg BB selama 10 hari
    • Trimetoprim-sulfametoksazol 2 x 2 tablet
    • Sulfadiazin
BACA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Ekstrasistol Atrial

b. Terapi komplikasi

IV. Prognosis

  • Mortalitas tergantung dari tipe dan terapi antibiotik
  • Tipe pneumonik, septikemik dan meningeal hampir 100%
  • Tipe bubonik 50-90%.