Laporan lengkap yang pertama mengenai gagal ginjal akut ditulis oleh Hackradt seorang ahli patologi Jerman pada tahun 1917, yang menjelaskan keadaan seorang tentara yang mengalami luka trauma berat. Laporan ini dilupakan orang sampai terjadinya perang dunia ke-2, pada saat London mendapat serangan Jerman, didapatkan banyak pasien crush kidney syndrome, yaitu pasien dengan trauma-trauma berat akibat tertimpa bangunan kemudian meninggal akibat gagal ginjal.
Tonggak yang amat penting adalah dengan dimulainya tindakan hemodialisis pada awal tahun 1950-an yang amat mengurangi kematian karena korban trauma akibat peperangan dari 90-95%. Perkembangan penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gagal ginjal akut, yang dapat pulih kembali ini terjadi juga pada pasien dengan transfusi darah yang tidak cocok, abortus, gangguan hemodinamik kardiovaskular, sepsis dan berbagai zat nefrotoksik.
Gagal ginjal akut berat yang memerlukan dialisis, mempunyai mortalitas tinggi melebihi 50%. Nilai ini akan sangat tinggi apabila disertai kegagalan multi organ. Walaupun terdapat perbaikan yang nyata pada terapi penunjang, angka mortalitas belum banyak berkurang karena saat ini usia pasien makin tua dan pasien tersebut juga menderita penyakit kronik lainnya.
GGA merupakan sindrom klinis yang lazim terjadi pada sekitar 5% pasien rawat inap dan sebanyak 30% pasien yang drawat di unit perawatan intensif. Beragam jenis komplikasi yang berkaitan dengan penyakit, obat, kehanilan, trauma, dan tindakan bedah dapat menyababkan GGA.
Berlawanan dengan gagal ginjal kronik GGA biasanya memiliki fungsi ginjal yang sebelumnya normal, dan keadaan ini umumnya dapat pulih kembali.
Defenisi Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak ( dalam beberapa jam sampai beberapa hari ) yang menyebabkan resistensi sisa metabolism nitrogen ( urea-kreatinin ) dan non-nitrogen, dengan atau tanpa disertai oliguri.
Tergantung dari keparahan dan lamanya gangguan fungsi ginjal, retensi sisa metabolisme tersebut dapat disertai dengan gangguan metabolik lainnnya seperti asidosis dan hiperkalemia, gangguan keseimbangan cairan serta dampak terhadap berbagai organ tubuh lainnya.
Diagnosis GGA berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditegakkan bila terjadi peningkatan secara mendadak kreatinin serum 0,5 mg% pada pasien dengan kadar kreatinin awal <2,5 mg% atau meningkatkan >20% bila kreatinin awal >2,5 mg%.
Dengan demikian gagal ginjal akut pada gagal ginjal kronis (acute on chronic renal disease) telah termasuk dalam definisi ini. The Acute Dialysis Quality Initiations group membuat RIFLE system yang mengklasifikasikan GGA kedalam tiga kategori menurut beratnya (Risk Injury Failure ) serta dua kategori akibat klinik (Loss dan End-stage renal disease).