Manfaat Vitamin E Untuk Mencegah Pembengkakan Dipembuluh Darah


Suatu studi di Inggris terhadap 2.000 orang pasien yang didiagnosa memiliki penyakit jantung, telah menemukan bahwa konsumsi 400 IU atau 800 IU vitamin E alami perhari selama 18 bulan mampu mengurangi insiden serangan jantung sampai dengan 77%! Setelah diteliti, ternyata vitamin E bukan hanya bekerja sebagai antioksidan saja, namun juga memiliki daya anti-inflamasi (anti pembengkakan).

Saat ini para ahli sains memang telah mengklasifikasikan penyakit jantung sebagai suatu kondisi inflamasi (adanya pembengkakan di pembuluh-pembuluh darah di jantung).

 

Inflamasi adalah hasil dari respon system imun apabila terjadi infeksi pada tubuh. Jika ada infeksi, system imun akan mengkoordinir sel-sel darah putih untuk “berkumpul” dan menyerang infeksi tersebut. Pada kasus gangguan jantung, yang dianggap sebagai “infeksi” adalah LDL, yang kita kenal sebagai kolesterol jahat. Sebetulnya LDL berfungsi untuk menyalurkan nutrisi-nutrisi larut lemak seperti vitamin E dan beta karoten ke seluruh tubuh.

BACA:  Cegah Osteoporosis Sejak Dini Dengan Suplemen Kalsium

Namun apabila tubuh kekurangan antioksidan, LDL akan ditimbuni oleh radikal-radikal bebas, akibatnya LDL-nya juga bersifat radikal bebas. Dan LDL+radikal bebas inilah yang “dibaca” system imun sebagai infeksi, dan kemudian diserang oleh sel-sel darah putih, dan reaksi imun-lah yang menyebabkan LDL yang telah diserang oleh sel-sel darah putih tersebut kemudian ditumpuk di dinding-dinding arteri.

 

Sejauh ini memang tidak ada bukti bahwa mengkonsumsi teh tidak baik untuk kesehatan. Memang ada penelitian yang menyebutkan bahwa teh mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Ini berarti, orang yang beresiko menderita anemia harus menghindari minum teh sekitar jam makan.

BACA:  Penelitian Kedokteran: Penyakit Jantung Koroner

Salah satu zat pencetus inflamasi dalam tubuh adalah CRP atau C-Reactive-Protein yang membantu menjaga respon imun. Tingginya kadar CRP dalam darah dapat menjadi indikasi adanya inflamasi serius dalam tubuh. Para peneliti di Harvard Medical School bahkan menemukan bahwa CRP adalah penanda terkuat – dibandingkan dengan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah – untuk memberi petunjuk bahwa tubuh mengalami gangguan jantung.

Penelitian di University of Otago, New Zealand, menunjukkan bahwa pasien yang mengkonsumsi vitamin E alamiah 800 IU perhari dapat menurunkan kadar CRP darah sampai dengan 50%. Sehingga dari penelitian-penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, selain vitamin E dapat menjadi antioksidan untuk mencegah LDL memiliki sifat radikal bebas, juga dapat mencegah terjadinya penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya gangguan jantung.