Asumsi Keliru Seputar Masa Transisi


Kedatangan “tamu besar” yaitu masa menopause, sering menjadi momok menakutkan bagi sebagian wanita. Padahal mereka tahu bahwa semua wanita pasti akan mencapai masa itu, tapi tidak semua wanita siap menghadapinya. Apalagi masa menopause sering dibarengi dengan berbagai keluhan, seperti hot flush, insomnia, sakit kepala, mood swing, dan sebagainya. Hanya saja, masih terdapat sejumlah asumsi keliru yang muncul mengenainya.

Pertama, menopause bukanlah akhir dari segalanya. Anda masih memiliki kehidupan panjang untuk dijalani. Meski pun demikian, sejumlah gejala fisik dan emosional dari menopause bisa mengganggu tidur, menyedot energi, dan memicu kesedihan serta kehilangan. Kedua, menopause tidak akan memadamkan feminitas dan seksualitas Anda. Bahkan, mungkin saja Anda akan termasuk salah satu perempuan yang merasakan kebebasan karena bisa berhenti mencemaskan kehamilan dan haid.

READ:  Menelusuri Aspek Etik dan Hukum Kesehatan Kerja

Nah, berikut ini adalah sejumlah asumsi keliru seputar masa transisi tersebut, yang sebaiknya Anda ketahui:
Menopause muncul sekitar usia 50
Angka tersebut merupakan usia rata-rata untuk menopause. Tapi, sebenarnya ada berbagai kisaran usia. Beberapa ahli menyebutkan usia 48-55 tahun, sedangkan yang lainnya mengatakan menopause muncul sejak usia 40-60 tahun. Menopause juga dapat muncul lebih awal untuk berbagai alasan berbeda, yang disebut dengan menopause dini. Menurut Mayo Clinic, secara teknis, menopause muncul dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode haid terakhir perempuan.

Perimenopause merupakan transisi lembut
Beberapa perempuan mungkin hanya mengeluhkan sedikit gejala ringan. Tapi, bagi yang lainnya, perimenopause atau tahun-tahun sebelum menopause, menghantam seperti meteor. Selagi tingkat estrogen menurun, Anda mungkin mengalami perubahan suasana hati, mudah marah, cemas, dan depresi.

READ:  Pemeriksaan Penunjang Kondiloma Akuminata

Hot flashes adalah gejala paling umum
Penyataan tersebut tidak benar. Menurut para ahli, tidak setiap perempuan mengalaminya. Bagi yang pernah terserang hot flashes, Anda merasakan hangat di sekujur tubuh atau sensasi terbakar yang muncul tiba-tiba. Empat gejala tambahan yang mungkin terkait dengan hot flashes antara lain kelesuan, kelelahan, pingsan, dan pusing.

 

Tak ada yang dapat dilakukan untuk mengatasi menopause
Menopause merupakan hal yang alami dan tak dapat dihindari. Tapi, bukan berarti tak ada cara yang dapat dilakukan untuk mempermudah transisi ini. Sebagian perempuan memiliki melakukan terapi hormon pengganti (hormone replacement therapy), dengan mengenyampingkan fakta bahwa tindakan tersebut kontroversial. Sementara itu, pakar diet menyarankan untuk menambahkan kedelai dan teh hijau ke dalam diet seseorang, untuk membantu mengurangi gejalanya. Berbagai industri berloma-lomba mencari pengobatan alternatif, mulai dari bioidentical dan suplemen seperti black cohosh. Meski pun seorang perempuan tidak pernah menderita depresi sebelumnya, peneliti mengatakan, transisi menuju menopause terbukti menjadi periode berisiko tinggi untuk mengalami depresi berat. Ketika itulah, pengobatan antridepresan bisa–meski pun juga kontroversial bagi sebagian orang–bisa membantu.

 
READ:  Bag-lady Syndrome Banyak Menjangkiti Kaum Perempuan

Selamat tinggal kehidupan seks!
Tidak benar. Banyak perempuan justru merasa seseksi biasanya dan menyukai kebebasan karena tidak lagi harus menggunakan kontrasepsi. Lihat saja sejumlah aktris terkenal seperti Meryl Sreep dan Susan Sarandon, yang tetap terlihat cantik bersinar di usianya sekarang.