Bore Up dan Stroke Mesin Jupiter MX 135LC Dengan Menggunakan Piston 66 mm


Bore Up dan Stroke Mesin Jupiter MX 135LC Dengan Menggunakan Piston 66 mmKalau mesin motor Yamaha Jupiter  MX135 sudah bore up full tetapi setingannya tidak pas, hasilnya tidak akan bisa signifikan. Dibaratkan buat masakan, kalau ramuan atau bumbunya tidak tepat, pasti rasanya bakal amburadul. Sudah banyak bukti yang terlihat dikalangan, Yamaha Jupiter  MX135 mengaplikasikan piston 66 mm, tetapi powernya tidak bisa lebih dari 20 hp.

Mengaplikasikan bore up kit SRP dengan diameter piston 66 mm mampu mendobrak tenaga maksimum si Jupe MX hingga 27,48 hp/9.042 rpm. Dengan torsi puncak 23,22 Nm/7.644 rpm. Kalau dipikir-pikir Setara, Kawasaki Ninja nopekgo yang sudah pakai knalpot racing.!

Soalnya, si Jupe MX ini dipakai untuk balap trek lurus. Jadi, tenaga mesti galak atas-bawah. Tentunya untuk bisa mencapai performa sebesar itu, wajib banyak ubahan yang diterapkan selain membesarkan kapasitas silinder. Meski kita mengaplikasikan piston 66 mm, kapasitas silindernya 225 cc. Soalnya Jupiter MX 135 kalau cuma pakai piston 66 mm, volume silindernya hanya jadi 184,65 cc.

 

Dalam artian, langkah piston (stroke) harus dipanjangkan pula. Stroke standar Jupiter MX = 54 mm. Kita akan set sama besarnya bore dan stroke. Kalau dimasukkan ke dalam rumus menghitung volume silinder (3,14/4 x D² x T : 1.000) , dimana D adalah diameter piston dan T adalah panjang langkah piston atau stroke, makan 0,785 x 66 x 66 x 66 : 1.000 = 225,68 cc. Tentunya tidak hanya itu biker. Untuk membuat volume gas yang lebih banyak ke ruang bakar kita harus menyesuaikan volume silinder yang membengkak, serta memperlancar aliran gas buang, saluran masuk dan buang turut digedein atau diporting.

Kita juga mengimbanginya, komponen pengabut bahan bakar ditugaskan karburator Keihin PWL 26 mm. Biar debit gas yang masuk ke ruang bakar lebih banyak, venturinya direamer lagi jadi 30 mm. kemudian, spuyernya pakai kombinasi pilot jet 45, sedang main jetnya 120. Ditambah profil kem dibenahi ulang. Namun diameter klep juga harus digedein jadi 22 mm buat mancing aliran gas yang lebih deras ke ruang bakar. Sedang ex-nya pakai 19 mm.

 

Kemudian, biar rasio kompresi mesin jadi lebih padat kita menata ulang volume kubah kepala silinder yang dikombinasikan dengan piston ber-dome tinggi yang sudah sepaket dengan bore up kit yang digunakan. Bersihnya sekitar 12 : 1. Dengan kompresi begitu, bahan bakarnya pakai Pertamax Racing. Nah, biar mesin bisa berkitir tinggi dan putarannya lebih enteng, sistem pengapian diubah jadi total loss. Tapi, magnetnya tetap pakai bawaan motor.  Hanya sepulnya saja yang dilepas.

Sementara urusan menajemen timing pengapian cukup mengandalkan CDI BRT I-Max 16 step. Sedang penyalur gas hasil pembakaran, dipercayakan pada knalpot buatan WRX keluaran lama. Oh ya, karena di ajang kebut lintasan trek lurus butuh perpindahan gigi yang cepat, juga harus mengganti rasio gigi ke 4. Perbandingan dibikin closed ke gigi 3. Soalnya yang standar nafasnya agak jauh.