Ada saja alasan seseorang untuk tidak berhenti merokok. Mulai dari takut gemuk, mulut terasa pahit, susah berpikir jernih, ide sulit keluar sampai kepada tidak percaya diri dalam lingkungan pergaulan. Padahal (percaya deh!) rokok tidak akan membuat Anda lebih mudah berkonsentrasi atau lebih kreatif. Itu hanya sugesti belaka. Kata orang bijak, “selama ada kemauan, pasti ada jalan”. Namun, yang menjadi persoalan adalah seberapa kuat niat Anda untuk menghilangkan rokok dari menu hidup Anda sehari-hari. Berhenti Merokok secara mendadak memang agak sulit untuk dilakukan. Perlu kemauan yang kuat. Berikut ini Tips memilih terapi berhenti rokok yang terbukti membawa hasil:
1. Yoga. Lakukan yoga sekitar satu jam setelah Anda merokok. Setelah beberapa hari, lakukan yoga lagi. Tetapi 2-3 jam sebelumnya jangan merokok. Di antara 2 latihan tersebut, bandingkan perasaan Anda saat bernafas. Setelah beberapa kali melakukan yoga, dengan sendirinya paru-paru Anda akan menganggap asap rokok sebagai masukan ‘jahat’ dan menolaknya.
2. Hipnoterapi. Hipnoterapis, Romy Rafael menulis Hipnoterapi : Quit Smoking! (2006), yang berisi panduan hipnoterapi dalam bentuk buku dan CD. Ia juga membuka klinik di Jl. Kemang Raya No. 3, Gedung Kemang Point, Unit G-04B, Jakarta. Harga terapinya beragam, dari Rp 1 juta hingga Rp 10 juta (privat). Menurut Romi, satu kali terapi sudah cukup.
4. Pengobatan Klinis. Selama lebih kurang 3 bulan (tergantung masing-masing kebutuhan), pasien akan diberi varenicline. Penggunaan obat dengan resep dokter ini harus dibarengi dengan pengawasan dan konseling dari dokter. Pengobatan ini memakan biaya kurang lebih Rp 1,5 juta. Anda bisa menemukan terapi model ini di Klinik Berhenti Merokok (di RS. Persahabatan, Jl. Persahabatan Raya, No.1, telp 021-489 1708).