Penatalaksanaan Pada Pasien dengan Skoliosis


Definisi

Skoliosis merupakan pembengkokan kearah samping dari tulang belakang yang merupakan suatu deformitas (kelainan) daripada suatu penyakit

 

Gejala Klinis

Dari riwayat penyakitnya, pertama-tama tidak dikeluhkan adanya nyeri. Biasanya skoliosis baru disadari oleh orangtua ketika anak beranjak besar, yaitu terlihat keadaan bahu yang tidak sama tinggi, tonjolan skapula yang tidak sama, atau pinggul yang tidak sama. Pada keadaan ini, biasanya derajat pembengkokan kurva sudah lebih dari 30 derajat.

 

Pada pemeriksaan fisis, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain :

* Berdiri tegak, untuk melihat adanya :

o Asimetri bahu, leher, tulang iga, pinggul, skapula
o Plum line (kesegarisan antara leher dan pinggul)
o Body arm distance (jarak antar lengan dengan badan)

* Membungkuk, untuk melihat adanya :

o Rotasi (perputaran dari tulang punggung)
o Derajat pembungkukan (kifosis)

* Mengukur perbedaan panjang tungkai bawah (leg length discrepancy)
* Mencari :
o Kelenturan sendi
o Sinus-sinus pada kulit
o Hairy patches
o Palpable midline defects

Penatalaksanaan

Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :

1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
4. Kosmetik

Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :

BACA:  Penatalaksanaan Pada Pasien dengan Rakitis

1. Observasi

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20 dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20.

2. Orthosis

Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :

* Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 30-40o
* Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.

Jenis dari alat orthosis ini antara lain :

* Milwaukee
* Boston
* Charleston bending brace

Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur 23 jam dalam sehari hingga 2 tahun setelah menarche.

3. Operasi

Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah :

* Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 derajat pada anak yang sedang tumbuh
* Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
* Terdapat derajat pembengkokan >50 derajat pada orang dewasa
Penyebab

BACA:  Penatalaksanaan Pada Pasien dengan Penyakit Hirschsprung

A. Nonstruktural : Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung

a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk

b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
(i) Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik
(ii) Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau keganasan
(iii) Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis

c. Perbedaan panjang antara tungkai bawah
(i) Actual shortening
(ii) Apparent shortening :
1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek
2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang

B. Sruktural : Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari tulang punggung
a. Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh skoliosis
(i) Bayi : dari lahir – 3 tahun
(ii) Anak-anak : 4 – 9 tahun
(iii) Remaja : 10 – 19 tahun (akhir masa pertumbuhan)
(iV) Dewasa : > 19 tahun
b. Osteopatik
(i) Kongenital (didapat sejak lahir)
1. Terlokalisasi :
a. Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)
b. Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)
2. General :
a. Osteogenesis imperfecta
b. Arachnodactily
(ii) Didapat
1. Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma
2. Rickets dan osteomalasia
3. Emfisema, thoracoplasty
c. Neuropatik
(i) Kongenital
1. Spina bifida
2. Neurofibromatosis
(ii) Didapat
1. Poliomielitis
2. Paraplegia
3. Cerebral palsy
4. Friedreich’s ataxia
5. Syringomielia
Skoliosis Idiopatik
Karena skoliosis idiopatik merupakan sebagian besar dai keseluruhan skoliosis, maka akan dibahas lebih rinci.

BACA:  Operasi Wasir - 3 Cara Untuk Mengetahui Operasi yang Mungkin Diperlukan

Insidens dan Penyebab

* 0,5% dari seluruh populasi menderita skoliosis idiopatik
* Penyakit ini dapat diturunkan secara familial
* Pola pembengkokan (kurva) dapat berupa :

o Thoracic
o Thoracolumbar
o Lumbar
o Gabungan antara thoracic dan lumbar

Pemeriksaan Tambahan

* Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang punggung yang meliputi :
o Foto AP dan lateral ada posisi berdiri : foto ini bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan skoliosis
o Foto AP telungkup
o Foto force bending R and L : foto ini bertujuan untuk menentukan derajat pembengkokan setelah dilakukan bending
o Foto pelvik AP
* Pada keadaan tertentu seperti adanya defisit neurologis, kekakuan pada leher, atau sakit kepala, dapat dilakukan pemeriksaan MRI