Seorang mahasiswa yang ingin melakukan investasi berarti dia termasuk pribadi yang telah sadar untuk melakukan investasi, sudah paham pengertian dari investasi itu sendiri sehingga ketika terjadi risiko atas investasi dia sudah melakukan pengelolaan risiko dan bereaksi positif dan tidak kehilangan minat untuk tetap berinvestasi.
Intinya jika siap mendapat keuntungan dari investasi, maka juga harus siap jika ternyata mendapat kerugian dari investasi yang dilakukan. Karena itulah yang selalu harus diingat oleh para investor, kalau risiko akan selalu berbanding lurus dengan keuntungan.
Investasi jika boleh saya analogikan adalah kendaraan yang bisa mengantar anda ke suatu tempat tujuan. Jadi akan lebih penting menentukan tujuan dari investasi terlebih dahulu baru selanjutnya menentukan kendaraan yang akan digunakan.
Jika memiliki waktu investasi yang cukup panjang misalnya di atas 5 tahun, maka pilihan instrumen menjadi lebih beragam. Jika berinvestasi dalam paper asset misalnya, bisa dikatakan berdasarkan data historis terbukti bahwa makin panjang jangka waktu (horison) investasi, maka imbal hasil yang didapatkan makin besar.
Namun tentunya kinerja masa lalu tidak bisa mencerminkan kinerja masa depan. Secara historis, masa-masa bearish lebih singkat dibandingkan dengan masa-masa bullish.
Seorang mahasiswa yang ingin berinvestasi dengan modal Rp100.000, anda bisa berinvestasi misalnya di instrument paper asset seperti reksa dana. Sambil belajar lewat pengalaman saat ini sehingga ketika nanti mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan, maka diharapkan pengetahuan dan pengalaman investasi sudah lebih banyak. Investasikan dulu waktu dan pengetahuan kepada diri sendiri.