Indikasi Terapeutik Obat Antipsikotik


Indikasi Terapeutik Obat AntipsikotikKapan obat-obat antipsikotik dapat diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan psikotik? Ini adalah pertanyaan yang seringkali menjadi bahan diskusi praktisi kedokteran jiwa.

Indikasi terpeutik pemberian obat-obatan antipsikotik memang cukup kompleks dan terlihat relatif situasional, tergantung pada kondisi psikis yang dialami oleh pasien.

 

Indikasi utama pemberian haloperidol ialah untuk psikosis. Butirofenon merupakan obat pilihan untuk mengobati sindrom Gilles de la Tourette, suatu kelainan neurologic yang aneh yang ditandai dengan kejang otot hebat, menyeringai (grimacing) dan explosive utterances of foul expletives (coprolalia, mengeluarkan kata-kata jorok).

BACA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Sindrom Hepatorenal

Indikasi utama fenotiazin adalah skizofrenia gangguan psikosis yang tersering ditemukan. Gejala psikotik yang dipengaruhi secara baik oleh fenotiazin dan antipsikosis lain ialah ketegangan, hiperaktivitas, combativeness, hostility, halusinasi, delusi akut, susah tidur, anoreksia, perhatian diri yang buruk, negativism, dan kadang-kadang mengatasi sifat menarik diri. Pengaruhnya terhadap insight, judgement, daya ingat dan orientasi kurang. Pemberian antipsikotik sangat memudahkan perawatan pasien.

 

Walaupun antipsikosi sangat bermanfaat untuk mengatasi gekala psikosis akut, namun pengunaan antipsikosis saja tidak mencukupi untuk merawat pasien psikotik. Perawatan, perlindungan, dan dukungan mental spiritual terhadap pasien sangatlah penting.

BACA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Penyakit Limfoma Hodgkin

Domperidon

Derivate benzimidazolin ini secara in vitro merupakan antagonis dopamine, seperti Chlorpromazine. Obat ini diindikasikan pada mual dan muntah, jadi efek obat ini secara klini sangat mirip metoklopramid.

Domperidon mencegah efek refluks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus sfingter esophagus bagian bawah. Penelitian terbatas melaporkan bahwa hasilnya memuaskan untuk dyspepsia pacamakan pada penderita diabetes dengan gatroparesis; mual dan muntah pada gastroenteritis dan akibat radiasi dan hemodialisis. Obat ini kurang berguna untuk mengatasi mual pascabedah, akibat narkotik dan kemoterapi kanker.

BACA:  Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Penyakit Dispepsi

Chlorpromazine merupakan obat terpilih untuk mnghilangkan hiccup. Obat ini hanya diberikan pada hiccup yang berlangsung berhari-hari sangat mengganggu.

Penyebab hiccup seringkali tidak dapat ditemukan, tetapi nervositas dan kelainan di esophagus atau lambung mungkin merupakan kausanya. Dalam hal yang terakhir, terapi kausal harus dilakukan.