Mengenal Sistem Pembuluh Balik (Vena)


Sistem Pembuluh BalikSelama bertahun-tahun, vena dianggap tidak lebih daripada lintasan untuk aliran darah ke dalam  jantung, tetapi segera menjadi jelas bahwa vena melakukan banyak fungsi khusus yang diperlukan untuk bekerjanya sirkulasi.

Yang terutama, vena mampu berkontraksi dan berdilatasi dan dengan demikian menyimpan darah dalam jumlah besar maupun kecil serta menyediakannya kembali bila diperlukan oleh bagian lain dari sirkulasi. Vena juga dapat mendorong darah maju dengan cara yang disebut pompa vena, dan bahkan membantu mengatur curah jantung, suatu fungsi yang begitu penting.

 

Untuk memahami berbagai fungsi vena, pertama-tama perlu diketahui sesuatu tentang tekanan dalam vena dan bagaimana pengaturannya. Darah dari semua vena sistemik mengalir ke dalam atrium kanan; karena itu, tekanan di atrium kanan disebut tekanan vena sentral. Apa pun yang mempengaruhi tekanan atrium kanan biasanya mempengaruhi tekanan vena di manapun dalam tubuh.

Tekanan atrium kanan dikendalikan oleh suatu keseimbangan antar kemampuan jantung memompa darah ke luar dari atrium kanan dan kecenderungan darah untuk mengalir dari pembuluh prifer kembali ke dalam atrium kanan.

 

Bila jantung memompa dengan kuat, tekanan atrium kanan menurun. Sebaliknya, kelemahan jantung akan meningkatkan tekanan atrium kanan. Begitu pula, setiap pengaruh yang menyebabkan darah masuk secara cepat dari vena ke dalam atrium kanan akan meningkatkan tekanan atrium kanan.

BACA:  Referat Kedokteran: Patofisiologi Bronkiektasis

Beberapa faktor yang meningkatkan aliran balik vena ini adalah :

  1. Peningkatan volume darah
  2. Peningkatan tonus pembuluh besar di seluruh tubuh dengan akibat kenaikan tekanan vena perifer
  3. Dilatasi arteriol yang menurunkan tahanan perifer dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat dari arteri ke vena.

Faktor-faktor yang sama yang mengatur tekanan atrium kanan juga termasuk yang mengatur curah jantung karena jumlah darah yang dipompa oleh jantung bergantung pada kemampuan jantung untuk memompa dan kecenderungan darah untuk mengalir ke dalam jantung dari pembuluh perifer.

Tekanan atrium kanan normal adalah sekitar 0 mm Hg, yang kira-kira sama dengan tekanan atmosfir di sekitar tubuh. Tekanan ini dapat naik setinggi 20 sampai 30 mm Hg dalam keadaan sangat abnormal, seperti gagal jantung serius atau sesudah transfusi darah yang banyak sekali, yang akan menyebabkan darah dalam jumlah yang berlebihan berusaha mengalir ke dalam jantung dari pembuluh perifer.

BACA:  Referat Kedokteran: Etiologi Skizofrenia Hebefrenik

Batas bawah untuk tekanan atrium kanan biasanya sekitar –3 sampai –5 mm Hg, yang merupakan tekanan dalam rongga dada yang mengelilingi jantung. Tekanan atrium kanan mendekati nilai yang rendah ini bila jantung memompa dengan kuat atau bila aliran darah ke dalam jantung dari pembuluh perifer sangat menurun, seperti sesudah perdarahan hebat.

Peningkatan tekanan atrium kanan menahan tekanan kapiler, dimana peningkatan dalam tekanan hidrostatik kapiler dapat menyebabkan air meninggalkan kapiler untuk masuk ke ruang intertisial, dan mengakibatkan udem.

Variasi dalam tekanan arteri dihantarkan ke vena besar, menghasilkan gelombang a,c dan v pada kurva denyut tekana vena. Tekanan arteri turun secara tajam selama fase ejeksi systole ventrikel karena katup atrioventrikular tertarik ke bawah, meningkatkan kapasitas atrium. Kerja ini menyedot darah ke atrium dari vena besar. Sedotan darah ke atrium selama systole turut membantu secara nyata pada arus balik vena, terutama pada frekuensi denyut jantung cepat.

BACA:  Manifestasi Klinis dan Diagnosis Sindroma Nefrotik

Dekat terhadap jantung, arus vena menjadi berdenyut. Bila frekuensi denyut lambat 2 periode dari puncak aliran dapat dideteksi, satu selama systole ventrikel karena dorongan ke bawah dari katup atrioventrikular, dan satu pada awal diastole, selama periode pengisian cepat ventrikel.

Bila tekanan atrium kanan  meningkat melebihi nilai normal 0 mm Hg, darah mulai terbendung di vena besar dan membuatnya terbuka. Tekanan di vena perifer tidak akan meningkat sebelum semua tempat yang kolaps antara vena perifer dan vena besar terbuka.

Hal ini biasanya terjadi bila tekanan atrium kanan meningkat sampai sekitar +4 sampai +6 mm Hg. Kemudian, bila tekanan atrium kanan masih terus meningkat, tambahan kenaikan tahanan diikuti oleh kenaikan yang sesuai pada tekanan vena perifer.

Karena jantung harus dalam keadaan sangat lemah untuk menyebabkan kenaikan tekanan atrium kanan stinggi sampai 4 sampai6 mm Hg, kita sering menemukan bahwa tekanan vena perifer tidak naik pada stadium dini gagal jantung.